Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur NTT: Belum Ada Kabupaten yang Serius Urus Tanaman Kelor

Kompas.com - 17/02/2020, 09:26 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


KUPANG, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, menyebut, 21 pemerintah kabupaten yang ada di wilayahnya belum serius mengurus tanaman kelor.

Hal itu disampaikan Viktor, di depan peserta apel di Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT, Jalan El Tari Kupang, Senin (17/2/2020) pagi.

"Belum ada satu kabupaten yang serius urus kelor. Lahannya di mana? Saya instruksikan agar setiap kabupaten siapkan 1.000 hektare dan setiap rumah tangga minimal lima pohon. Ini harus jadi gerakan bersama," tegas Viktor.

Baca juga: Tanaman Kelor Jadi Solusi Gubernur NTT Tekan Kasus Stunting

Viktor mengaku, belum bisa memenuhi permintaan pasar dari luar NTT, karena tidak adanya kelor.

"Saya diminta 1 ton kelor dari Jakarta tapi tidak tersedia," kata Viktor.

Karena itu, kata Viktor, untuk benih kelor, agar dibagikan secara gratis kepada masyarakat.

Viktor pun merintahkan kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTT untuk segera membagikan benih kelor.

"Untuk rakyat dikasih gratis. Benih jangan buat PAD. Sedangkan kalau untuk pengusaha, ya mereka harus beli. Kepala Dinas Pertanian, kalau tidak bisa dipanen kelornya, maka kamu istirahat saja," ucap Viktor.

Baca juga: Gubernur NTT: Perempuan Harus Makan Kelor jika Ingin Menikah

Tanaman kelor, selain diekspor keluar NTT, bisa juga untuk dikonsumsi warga setempat.

Viktor menyebut, pohon kelor atau marungga sebagai tanaman ajaib.

"Kalau kita mengkonsumsi kelor secara rutin maka sesungguhnya kita tidak perlu lagi minum susu. Kelor di atas dari susu. Kelor harus kita propagandakan terus di NTT," kata Viktor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com