PEKANBARU, KOMPAS.com - Puan Pandan Wangi, seekor anak gajah sumatera yang sempat dirawat di Pusat Latihan Gajah (PLG) di Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Riau, mati
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono mengatakan, anak gajah yang berumur 5 bulan itu mati diduga akibat gangguan pencernaan.
"Penyebab kematiannya kita ketahui setelah dilakukan nekropsi. Gangguan pencernaan membuat anak gajah ini menjadi lemah dan tidak mau minum susu," kata Suharyono kepada Kompas.com, Jumat (14/2/2020).
Baca juga: BBKSDA Riau Selamatkan Anak Gajah yang Terluka Akibat Jeratan Babi
Suharyono menjelaskan, anak gajah ini sebelumnya ditemukan terjerat di kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Rimba Peranap Indah (RPI) di Desa Pandan Wangi, Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) pada 16 Desember 2019 lalu.
Tim BBKSDA Riau bersama Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) kemudian mengevakuasi anak gajah.
"Anak gajah ini sudah ditanggalkan oleh kelompoknya dan terluka cukup parah di kaki kiri depan. Kemudian kita evakuasi ke PLG Minas untuk diberikan perawatan medis," sebut Suharyono.
Dia menambahkan, tim medis satwa BBKSDA Riau memberikan Puan cairan infus dan vitamin untuk mendukung ketahanan tubuhnya.
"Jumat (14/2/2020) dini hari, kondisi Puan lemah dan tidak mau lagi minum susu. Pada jam 6 pagi, Puan mati," kata Suharyono.
Baca juga: Seorang Warga Pidie Diserang Anak Gajah hingga Terluka
Untuk mengetahui penyebab kematian satwa dilindungi itu, sambung dia, petugas medis Dhanang dengan para medis Aswar Hadhibina dan Fitrayati melakukan nekropsi.
Hasil dari nekropsi, sebut Suharyono, berat badan Puan lebih kurang 101 kilogram.
Kemudian dilihat pada organ (patologi anatomi) penyebab kematian diduga karena gangguan pencernaan, sehingga penyerapan nutrisi terganggu.
"Setelah dilakukan nekropsi, bangkai gajah Puan dikubur di sekitar lokasi PLG Minas," pungkasnya.