Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah DBD, Dinkes Tasikmalaya Bagikan Ikan Cupang hingga Siagakan Petugas Jumatik

Kompas.com - 13/02/2020, 13:38 WIB
Irwan Nugraha,
Dony Aprian

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat sejak awal tahun 2020 sebanyak 55 warga terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan dan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Suryaningsih mengatakan, upaya penanganan penyakit DBD di wilayahnya dengan menyiagakan petugas jumantik di setiap rumah warga.

Baca juga: Penderita DBD di Tasikmalaya Bertambah Jadi 55 Orang, 1 Meninggal Dunia

Selain itu, puskesmas terus menyebar ikan cupang yang dinilai efektif memberantas jentik nyamuk di air bersih.

"Kami melihat upaya fogging yang biasa dilakukan sudah tak efektif untuk memberantas nyamuk aides aegypti penyebab DBD. Makanya kami jemput bola ke masyarakat langsung," kata Suryaningsih kepada Kompas.com di kantornya, Kamis (13/2/2020).

Dia menambahkan, wilayah endemik DBD tersebar di 7 kecamatan, yakni Kecamatan Tawang, Cihideung, Mangkubumi, Cipedes, Cibeureum, Kawalu dan Indihiang.

Baca juga: Hanya Diberi Obat Turun Panas, Penderita DBD di Jambi Meninggal Dunia

Diberitakan sebelumnya, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, meningkat secara drastis.

Dibandingkan tahun 2019 yang hanya 25 kasus, tahun ini jumlah warga yang terjangkit DBD sebanyak 55 orang dengan 1 orang meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan dan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Suryaningsih mengaku, penyebab maraknya DBD dikarenakan adanya peralihan musim.

Selain itu, banyaknya media-media di lingkungan sekitar tanpa disadari masyarakat dapat menjadi sarang nyamuk.

"Kesadaran lingkungan bersih oleh masyarakat ini yang harus dioptimalkan. Warga harus peka dengan lingkungan kotor di wilayahnya untuk segera dibersihkan. Dari kemarau ke musim hujan, banyak masyarakat tak menyadari genangan air menjadi sarang nyamuk aedes aigypti," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com