DENPASAR, KOMPAS.com - Gubernur Bali Wayan Koster membantah kabar Bali menjadi kota hantu setelah pembatasan penerbangan dari China karena penyebaran virus corona covid-19.
Koster mengatakan, Bali masih menjadi favorit wisatawan, baik lokal maupun asing. Hanya wisatawan asal China yang berkurang mengunjungi Bali.
"Wisatawan banyak, emang yang dari China tidak ada, kalau daerah lain kan datang," kata Koster di Denpasar, Rabu (12/2/2020).
Baca juga: RSUP Sanglah Tangani 32 Pasien Diduga Terjangkit Virus Corona, 30 Dipulangkan
Menurutnya, Bali secara tak langsung diuntungkan karena penyebaran virus corona di China.
Wisatawan asal Eropa yang ingin berpelesiran ke China beralih mengunjungi Bali.
"Tadinya yang negara Eropa mau atau rencana ke China, mereka pilih Bali," kata dia.
Kabar Bali menjadi kota hantu setelah penutupan penerbangan dari China diberitakan media asing asal Inggris, Dailymail.
Koster menduga pemberitaan tersebut sengaja dihembuskan pesaing di dunia pariwisata. Hanya saja, Koster tak mau membeberkan rekan pesaing Provinsi Bali itu.
Sementara itu data dari Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, sebanyak 101.578 penumpang dari luar negeri tiba di Bali sejak penutupan penerbangan dari dan menuju China pada 5 Februari 2020.
Communication and Legal Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Arie Ahsanurrohim belum bisa memerinci asal negara penumpang.
Arie menambahkan, penumpang di Bandara Ngurah Rai sejak 1 Januari hingga 11 Februari masih tumbuh sebesar 3,76 persen.
Baca juga: Pariwisata Lesu, Pemerintah Pertimbangkan Beri Insentif untuk Maskapai dan Hotel
"Kalau sejak Januari masih tumbuh 3.76%," kata Arie, Rabu (12/2/2020) sore.
Pada periode tersebut ada 2.657.210 penumpang yang melewati Bandara Ngurah Rai. Sementara pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 2.560.803 penumpang.