Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggul Ambles di Aliran Bengawan Solo Tuban Disebut karena Gempa

Kompas.com - 10/02/2020, 16:17 WIB
Hamzah Arfah,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

TUBAN, KOMPAS.com - Tanggul aliran Bengawan Solo yang ambles di Desa Sembungrejo, Kecamatan Plumpang, Tuban, Jawa Timur, kondisinya memprihatinkan.

Tanggul ambles sepanjang 100 hingga 120 meter dengan kedalaman rekahan mencapai sekitar 3 meter.

Untuk memastikan tanggul yang ambles di Desa Sembungrejo, perwakilan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo dan Bupati Tuban Fathul Huda sudah melakukan peninjauan langsung ke lokasi, pada Jumat (7/2/2020) lalu.

Baca juga: Tanggul Ambles di Aliran Bengawan Solo Tuban Bisa Ancam 3 Kecamatan

"Amblesnya tanggul karena gempa yang sempat terjadi pada 2019 kemarin. Memang di Tuban sendiri tidak ada bangunan yang rusak, tapi gempa itu membuat patahan di tanggul," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban Yudi Irwanto, saat dihubungi, Senin (10/2/2020).

Gempa yang dimaksud oleh Yudi tersebut adalah gempa bermagnitudo 5,6 yang terjadi pada September 2019.

Adapun lokasi pusat gempa saat itu sekitar 58 kilometer barat laut Tuban, dengan kedalaman 656 kilometer.

Kendati saat itu, gempa hanya mengakibatkan kerusakan minor pada bangunan yang ada di Tuban.

"Patahan itu semakin bertambah parah sekarang. Amblesnya memang tidak langsung 3 meter, tapi bertahap 70 sentimeter dulu, kemudian 80 sentimeter, hingga kedalaman 3 meter seperti sekarang," uja dia.

Untuk itu, dibutuhkan penanganan secara permanen dan segera. Karena menurut Yudi, jika penanganan tanggul ambles tidak dilakukan secepatnya maka warga yang tinggal di Kecamatan Plumpang, Widang dan Rengel terancam bencana kebanjiran jika tanggul jebol.

Baca juga: Abrasi di Galesong, Sulsel, Makin Parah, Tanggul Penahan Ombak Hancur

Penjelasan Yudi bahwa amblesnya tanggul lantaran gempa bumi, juga dibenarkan oleh perwakilan dan tim ahli BBWS Bengawan Solo sewaktu ikut mengunjungi lokasi bersama Bupati Tuban Jumat (7/2/2020) lalu.

Bahwa rekahan atau patahan tanah itu dikarenakan gempa, meski kini bertambah parah.

"Kami bersama warga juga sudah melakukan perbaikan, tapi namanya seadanya ya hasilnya jadi kurang maksimal. Jadi, memang dibutuhkan perbaikan permanen, agar tanggul kuat dan tidak sampai jebol saat debit air di Bengawan Solo sudah tinggi nanti," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com