Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas Ojek Online Minta Kejahatan Jalanan di Yogyakarta Segera Dibasmi

Kompas.com - 05/02/2020, 12:50 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Komunitas Antar-Ojek Online Yogyakarta meminta agar aksi kejahatan jalanan bisa segera diatasi.

Sebab, aksi tersebut cukup meresahkan termasuk bagi para pengemudi ojek online yang setiap hari berada di jalan.

Ketua Komunitas Antar -Ojek Online Yogyakarta Adi Setyawan mengatakan ada anggotanya yang menjadi korban aksi kejahatan jalanan atau disebut "klitih".

"Ada satu yang menjadi korban klitih. Satu lagi korban begal, bukan klitih," ujar Ketua Komunitas Antar -Ojek Online Yogyakarta Adi Setyawan saat dihubungi Kompas.com, Rabu (5/2/2020).

Baca juga: Atasi Kejahatan Jalanan di Sleman Yogyakarta, Polisi Bentuk Tim Khusus

Adi Setyawan menyampaikan satu pengemudi menjadi korban klitih di Jalan Kabupaten, Dusun Brangasan, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman.

Peristiwa tersebut terjadi, Sabtu (1/2/2020) dini hari.

Pada saat kejadian, korban sedang mengantarkan seorang penumpang. Akibat kejadian tersebut, korban dibawa ke RSA UGM untuk mendapatkan perawatan.

"Luka sobek di pipi kanan, kemarin Senin sudah dioperasi," ucapnya.

Baca juga: Soal Klitih, Disdikpora DIY Minta Tak Dikaitkan dengan Sekolah

Menurutnya pihaknya bersama dengan beberapa organisasi masyarakat sudah berdialog dengan pihak berwajib.

Pihaknya meminta agar kejahatan jalanan bisa segera ditangani. Sebab, aksi kejahatan jalanan sudah cukup meresahkan, apalagi bagi pengemudi ojek online.

"Harapan kita segera ditindak dan dibasmi lah hal-hal seperti itu. Kita kan merasa terganggu juga, kerja juga enggak nyaman, mau kerja malam juga banyak yang takut," ujarnya.

Di sisi lain, komunitas juga selalu mengingatkan para pengemudi agar berhati-hati di jalan terutama saat malam hari dan melintas di jalan yang sepi.

Bahkan kalau ada driver yang mengantar penumpang dan harus melewati jalan yang rawan bisa berkoordinasi dan akan didampingi.

"Pokoknya hati-hati, saling memantau, seandainya ada yang dapat arah tujuan rawan kita dampingi juga, dikawal dari belakang lah istilahnya," ucapnya.

Menurutnya, pihaknya memang tidak memetakan lokasi-lokasi rawan. Hanya saja, melihat dari seringnya kejadian di lokasi-lokasi tersebut.

"Kita cuma tahu saja untuk daerah yang sering kejadian," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com