BOYOLALI, KOMPAS.com - Sudardi (49) sudah belasan tahun menambal jalan berlubang di desanya.
Terutama di sepanjang Jalan Pilangrejo-Ngaren dan Jalan Pilangrejo-Kayen Baru, Boyolali, Jaw Tengah.
Pekerjaan menambal jalan itu hanya dilakukan Sudardi pada hari pasaran Jawa, yaitu Wage atau lima kali sehari.
Baca juga: Cerita Sudardi, Ikhlas Belasan Tahun Tambal Jalan Berlubang di Desa dengan Sukarela (1)
Sisanya ia gunakan untuk pekerjaan lainnya.
"Saya tidak setiap hari menambal jalan berlubang. Sehari sekali setiap Wage," kata Sudardi saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Selasa (4/2/2020).
Sudardi tidak menjelaskan secara rinci alasan dirinya memilih menambal jalan berlubang tersebut setiap Wage.
"Saya memilih pasaran Wage itu karena lainnya untuk pekerjaan rumah. Iya cari rumput, cari kayu dan bercocok tanam (bertani). Menambal jalan ini hanya sampingan," terang warga RT 012, RW 003, Dukuh Klego, Desa Pilangrejo, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
"Tapi kalau badan saya baru tidak enak atau sakit, ya tidak berangkat menambal jalan. Istirahat dulu di rumah," ungkap bapak empat anak itu.
Sudardi tidak merasa malu dengan pekerjaan menambal jalan tersebut.
Justru, dirinya mendapat banyak pujian karena mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas.
"Tujuan saya menambal jalan itu untuk menjaga keamanan. Jadi, supaya kendaraan itu lewat terjamin keamanannya, gitu," ucap Sudardi.
Jalan berlubang yang sekarang ia tambal adalah di wilayah Desa Ngarep, Juwangi.
Jarak dari rumahnya sekitar sembilan kilometer. Sehingga untuk sampai di lokasi itu ia menaiki sepeda onthel.
Setelah selesai menambal satu titik jalan berlubang, Sudardi kemudian berkeliling mencari jalan berlubang lainnya.
Selain itu, ada beberapa warga yang datang ke rumahnya sekadar memberi tahu ada jalan berlubang.