Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sudardi, Ikhlas Belasan Tahun Tambal Jalan Berlubang di Desa dengan Sukarela (1)

Kompas.com - 05/02/2020, 09:02 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

BOYOLALI, KOMPAS.com - Sudardi (49), warga RT 012, RW 003, Dukuh Klego, Desa Pilangrejo, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah sudah belasan tahun sebagai penambal jalan.

Sudardi mulai menambal jalan di desanya sejak tahun 2006, tepatnya setelah dirinya berhenti menjadi kernet sebuah angkutan pedesaan (angkudes).

Dia prihatin melihat kondisi jalan menuju desanya berlubang. Banyak pengendara sepeda motor terjatuh karena lambatnya penanganan.

Baca juga: Kisah Jihan, Bocah 11 Tahun Tinggalkan Sekolah Demi Rawat Ibu yang Kanker dan 4 Adiknya

Agar pengendara motor tidak terjatuh saat melintas, Sudardi dengan sukarela menambal sedikit demi sedikit jalan berlubang tersebut.

"Melihat jalan itu berlubang saya punya inisiatif mengelola secara sukarela. Jalan itu saya tambal supaya pengendara motor tidak jatuh lagi," kata Sudardi saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Selasa (4/2/2020).

"Tujuan saya menambal jalan itu untuk menjaga keamanan. Jadi, supaya kendaraan itu lewat terjamin keamanannya, gitu," ucap pria yang bekerja serabutan itu.

Sudardi mengatakan, jumlah jalan berlubang yang dia tambal sudah cukup banyak. Terutama jalan berlubang di sepanjang Jalan Pilangrejo-Ngaren dan Jalan Pilangrejo-Kayen Baru.

Perbaikan jalan berlubang ini tidak hanya sekali dilakukan. Tetapi, berkelanjutan mengingat material bahan yang digunakan menambal jalan bukanlah aspal, melainkan batu dan tanah.

Sehingga, kekuatan jalan tersebut tidak seperti ditambal menggunakan material aspal. Kalau dilewati kendaraan bermuatan besar jalan itu kembali rusak.

"Kekuatan jalan yang saya tambal tidak seberapa. Paling tidak pengendara yang melintas tidak jatuh lagi. Kalau rusak ya saya tambal lagi," ungkap suami Rubinem (38).

Baca juga: Rawat Ibu yang Kanker, Jihan: Saya Tunggu Sampai Sembuh, Baru Lanjutkan Sekolah

Pria yang juga bekerja sebagai petani itu mengungkapkan, jalan berlubang yang dia tambal tidak hanya berada di satu titik lokasi. Ia selalu berpindah lokasi di mana dirinya menemukan ada jalan berlubang.

Dari sekian lokasi jalan berlubang yang dia tambal ada yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya.

Sudardi harus menaiki sepeda onthel untuk bisa sampai ke lokasi tersebut.

Sang istri, Rubinem juga tak lupa membawakan bekal makanan kepada Sudardi sebelum berangkat untuk menambal jalan berlubang.

"Saya berangkat dari rumah pagi sekitar jam 7. Terus pulangnya jam 5 sore," terang Sudardi.

Selama seharian menambal jalan, Sudardi mengaku pernah diberi uang pengguna jalan yang melintas. Meski tak seberapa, Sudardi merasa bersyukur bisa menyekolahkan anaknya.

Sudardi memiliki empat orang anak. Dua di antaranya sudah menikah dan berkeluarga. Sedang dua lainnya masih sekolah dan bekerja.

"Kalau ada orang yang ngasih uang ya saya terima. Kalau tidak ya tidak apa-apa. Karena apa yang saya kerjakan ini sukarela," tutur Sudardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com