Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir Setahun Setelah Diresmikan Jokowi, KEK Maloy Batuta Masih Sepi Peminat

Kompas.com - 04/02/2020, 18:53 WIB
Zakarias Demon Daton,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, belum menarik investor setelah diresmikan Presiden Joko Widodo pada April 2019.

Direktur Utama Perusda Kaltim Melati Bhakti Sakti (MBS) Agus Dwitarto sebagai pengelola KEK Maloy mengatakan, fasilitas pendukung seperti listrik dan air yang belum terpenuhi menjadi alasan investor enggan menanamkan modal.

Padahal, saat peresmian Jokowi menyebut KEK Maloy bisa menarik investasi mencapai Rp 37 triliun.

"Ini kami sudah sampaikan ke DPRD untuk dicarikan solusi-solusinya. Terpenting kebutuhan infrastruktur tambahan agar menambah daya tarik investasi," ungkap Agus saat ditemui Kompas.com usai rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPRD Kaltim, Selasa (4/2/2020).

Agus akan mengevaluasi kebutuhan infrastruktur dan prasarana di lokasi KEK Maloy. Pembangunan infrastruktur harus dilakukan untuk pengembangan kawasan ekonomi khusus itu.

"Biar para investor tertarik," kata dia.

Agus merinci fasilitas listrik yang terdapat di kawasan ekonomi khusus itu.

Tegangan listrik yang tersedia hanya 30 megawatt untuk kelas menengah.

Begitu juga dengan ketersediaan air bersih.

Agus menyebut ada beberapa perusahaan yang melirik kawasan ekonomi khusus itu. Beberapa di antaranya juga telah membuat nota kesepahaman.

Hanya saja, belum ada pihak yang merealisasi investasinya.

"Makanya nanti kita surati. Mereka (investor) serius atau enggak," kata dia.

Perusda MBS telah membentuk dua anak perusahaan, PT Kaltim Kawasan Industri Maloy untuk mengurus sisi industri dan PT Kaltim Pelabuhan Internasiona Maloy untuk jasa pelabuhan, di kawasan ekonomi khusus itu.

Tapi, keduanya dinilai belum maksimal mengelola kawasan KEK Maloy.

Presiden Joko Widodo telah meresmikan 15 KEK di seluruh Indonesia. KEK diharapkan menciptakan pertumbuhan ekonomi di kawasan yang memiliki keunggulan ekonomi dan geografi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com