Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Natuna, 1 Masker Dihargai Rp 25.000 dan Warga Memilih Mengungsi Keluar Pulau

Kompas.com - 04/02/2020, 18:48 WIB
Rachmawati

Editor

Sumber Kompas TV

KOMPAS.com - Aksi penolakan para WNI dari Wulan yang diobservasi di Natuna masih terus berlanjut.

Para WNI dari Wulan tersebut ditempatkan di Hanggar Lanud Raden Sajad yang berjarak sekitar 2 kilometer dari pemukiman warga.

Dari laporan jurnalis Kompas TV, Glenys Octania, warga Natuna merasa keberatan karena pemerintah dinilai lambat menyampaikan informasi kepada masyarakat bahwa Natuna ditetapkan sebagai tempat observasi.

Baca juga: Lokasi Karantina Jauh dari Permukiman, Warga Natuna Diimbau Tak Cemas

Warga mengaku tidak siap dan sangat awam dengan virus Corona. Apalagi jumlah anak-anak yang tinggal di pemukiman sekitar hanggar cukup banyak.

Selaian itu juga tidak ada jaminan kesehatan untuk warga Natuna.

Menurut mereka, selama ini belum ada sosialisasi dari Dinas Kesehatan terkait vorus Corona. Selain itu warga belum mempersiapkan diri bahwa warga harus secara mandiri mencari masker.

Jurnalis Kompas TV, Glenys Octania juga mengatakan bahwa di Natuna, satu masker dihargai Rp 25.000 dan masker tidak tersebar secara rata di Kabupaten Natuna.

Kurangnya masker membuat masyarakat khawatir dan takut terpapar virus Corona.

Baca juga: WNI dari Wuhan Dikarantina di Natuna, Masyarakat Minta DPR Fasilitasi Bertemu Jokowi

Warga mengungsi keluar pulau

Siswa sekolah dasar di Natuna, Kepulauan Riau, mengenakan masker saat berada di area sekolah mereka, Selasa (4/2/2020). Hampir seluruh warga di Natuna menggunakan masker menyusul keputusan Pemerintah RI untuk menempatkan WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China, di pulau tersebut.AFP/RICKY PRAKOSO Siswa sekolah dasar di Natuna, Kepulauan Riau, mengenakan masker saat berada di area sekolah mereka, Selasa (4/2/2020). Hampir seluruh warga di Natuna menggunakan masker menyusul keputusan Pemerintah RI untuk menempatkan WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China, di pulau tersebut.
Lebih dari 20 keluarga di Natuna, Kepulauan Riau, yang berjarak sekitar 1,2 kilometer dari lokasi observasi kesehatan WNI dari Wuhan memilih untuk mengungsi.

Warga yang mengungsi adalah warga Kampung Penagi, Kabupaten Natuna.

Ketua RT setempat mengatakan kepergian sekitar 29 keluarga itu terjadi jelang kedatangan WNI dari Wuhan.

Menurut Ketua RT, warga menyatakan khawatir karena jarak lokasi observasi kesehatan itu dinilai dekat dengan pemukiman mereka.

Baca juga: Bupati Natuna Pastikan Sudah Tak Ada Penolakan Warga soal Karantina 237 WNI dari Wuhan

Pemerintah melalui Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memastikan, hingga kini belum ada satu pasien pun di Indonesia yang positif terjangkit virus korona.

Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI.

Glenys Octania jurnalis Kompas TV mengatakan walaupun surat edaran libur sekolah dicabut, beberapa siswa tidak masuk kelas karena ikut mengungsi dengan keluarganya keluar pulau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kompas TV
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com