Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh, Air Sumur Warga Cimahi Selatan Keluarkan Asap dan Jadi Panas

Kompas.com - 04/02/2020, 13:08 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sumur di rumah milik Hambali (68) di Gang Warga, Kel Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, mengeluarkan asap putih tebal.

Peristiwa yang menghebohkan warga itu terjadi beberapa hari ke belakang.

Saat ditemui di rumahnya, Hambali menceritakan, pada hari Kamis (30/1/2020) lalu, sumur di dalam rumahnya mengeluarkan asap putih tebal.

"Istri saya kaget waktu itu lihat dari dalam sumur keluar asap, ngebul. Uapnya sampai ke atap," ujar Hambali kepada kompas.com, Selasa (4/2/2020) siang.

Baca juga: Air Sumur di Kulon Progo Berubah Coklat dan Berminyak, Ini Dugaan Warga

Kepulan asap putih dari dalam sumur, menurut Hambali, membuat suhu ruangan menjadi ikut panas.

"Tembok sumur juga ikutan panas.  Setengah meter dari tembok juga terasa sekali panasnya," jelasnya.

Meski demikian, Hambali mengatakan asap putih tebal yang keluar dari dalam sumur tidak berbau. Menurut dia, asap tersebut mirip dengan uap yang dikeluarkan air mendidih.

"Tapi sumurnya enggak kelihatan mendidih atau tidak airnya. Dicoba kita masukin ayam hidup ke bawah ayamnya, enggak mati," tuturnya.

Saat Kompas.com memeriksa sumur milik Hambali, asap putih memang sudah tidak terlihat.

Namun, udara hangat masih terasa dari dalam sumur.

Balok penutup sumur pun terlihat berembun saat diangkat dari mulut sumur.

Saat airnya diambil menggunakan ember, suhu air terasa hangat kuku.

"Enggak ada baunya juga. Ini baru pertama terjadi. Biasanya musim hujan airnya dingin, tapi warnanya agak putih. Nah, kalau sekarang jadinya bening sekali," katanya.

Hingga saat ini, Hambali belum mengetahui penyebab air sumur di rumahnya bisa mengeluarkan uap dan asap panas.

Baca juga: Air Sumur Mendidih Hebohkan Warga Musi Banyuasin, BPBD: Tidak Panas dan Tak Berbau

 

Menurut dia, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi telah melakukan penelitian dan masih menunggu hasilnya pekan depan.

"Penyebabnya kata Dinas Lingkungan Hidup bisa diketahui 2 minggu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com