Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pedagang Rokok yang Diutangi Pekerja Akses Jalan PLTA Cisokan hingga Rp 16 Juta

Kompas.com - 03/02/2020, 11:55 WIB
Putra Prima Perdana,
Dony Aprian

Tim Redaksi

 

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Pedagang warung kopi dan rokok di proyek akses jalan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Upper Cisokan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, harus mengelus dada. 

Pasalnya, sejumlah pekerja proyek meninggalkan utang rokok dan makanan mencapai Rp 16 juta.

Siti Nuraminah (34), pemilik warung kopi dan rokok di Kampung Pangkalan, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, mengaku utang tersebut belum dibayarkan sejak tahun 2017.

"Ada satu orang mandor utangnya yang ngaku dari PT PP belum bayar sampai Rp 8,6 juta. Ada yang Rp 4,5 juta, ada yang Rp 4 juta. Kalau ditotal sampai Rp 16 juta lebih karena ada juga yang kecil-kecil kisaran Rp 300.000 sampai Rp 500.000," ungkap Siti saat ditemui Kompas.com, Minggu (2/2/2020).

Baca juga: Proyek PLTA Jatigede Capai 73 Persen, September 2020 Siap Beroperasi

Siti mengaku sudah sering menagih utang tersebut ke kantor site project akses Jalan Upper Cisokan milik PT PP yang berada tepat di depan warungnya. Namun, upaya yang dilakukan Siti selalu gagal.

"Sudah ditanyain ke PP, tapi belum jelas gimana-gimananya. Orang-orangnya (yang memiliki utang) juga sudah enggak ada di sana," jelasnya.

Senada dengan Siti, Juhroh mengaku utang yang ditinggalkan para pekerja proyek di warungnya sejak tahun 2019 mencapai Rp 15 juta.

"Utangnya bervariasi, ada yang Rp 1 juta, Rp 2,5 juta, ada yang Rp 3,3 juta. Paling besar Rp 6 juta lebih. Dia bilangnya PM (project manager) proyek ini," kata Juhroh (29).

Juhroh mengaku, jika utang itu dibayarkan maka akan digunakan biaya berobat orangtuanya yang sedang sakit.

"Harapannya mudah-mudahan cepat cair, soalnya bapak saya juga lagi sakit, buat berobat enggak ada lagi uangnya. Tabungan saya sudah habis buat modal," ujarnya.

Baca juga: Produksi PLTA di Bandung Turun 50 Persen karena Kekeringan

Sementara itu, saat Kompas.com mencoba mengonfirmasi ke kantor site project Access Road PLTA Upper Cisokan, pejabat yang menangani permasalahan sosial di masyarakat tidak berada di lokasi.

Meski demikian, Ahmad Najib, Manager Quality Proyek Akses Jalan Upper Cisokan, membenarkan bahwa ada sejumlah pihak dari mandor-mandor di luar PT PP yang berutang di warung-warung sekitar proyek.

"Memang benar, banyak. Tapi itu mandor-mandor di luar PT PP. Mereka bilangnya dari PP karena memang dia kerja di sini, tapi status mereka di luar PP," ungkap Najib.

Ahmad Najib mengatakan, pihaknya akan berupaya menyelesaikan masalah-masalah sosial yang menimpa masyarakat sekitar proyek sebelum masa pekerjaan berakhir, termasuk utang-utang yang tertinggal.

"Untuk saat ini masih berjalan. Proyeknya selesai akhir bulan Februari ini. Kalau ada keluhan, masih kita terima," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com