Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemeriksaan Selesai, WNI dari Wuhan Diterbangkan ke Natuna

Kompas.com - 02/02/2020, 14:35 WIB
Hadi Maulana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Pemeriksaan dan observasi terhadap 245 WNI yang datang dari Wuhan, China, akhirnya selesai, Minggu (2/2/2020).

Tiga pesawat milik TNI AU masing-masing jenis Boeing 737400 dan pesawat angkut Hercules C130 sudah lepas landas menuju Natuna.

Hal itu disampaikan Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Harry Goldenhardt ditemui Bandara Hang Nadim.

"Berdasarkan informasi yang saya terima, untuk WNI semua sudah terbang ke Kabupaten Natuna," kata Harry, Minggu (2/2/2020).

Baca juga: WNI dari Wuhan Diisolasi di Natuna, Ditempatkan di Hanggar dan Tak Kontak Langsung dengan Warga

 

Harry juga berharap masyarakat Kepri untuk tidak terlalu cemas terkait daerahnya dijadikan tempat karantina.

Sebab, selain saat ini belum ada ditemukannya orang yang terpapar virus tersebut.

Di Indonesia, virus corona tidak akan bisa bertahan lama karena tidak akan tahan di lingkungan yang panas.

Dijelaskannya, menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu rata-rata di Indonesia paling tinggi adalah 35-37 derajat celcius.

Mengutip hasil penelitian ahli mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr R Fera Ibrahim, Harry menyebut bahwa virus corona akan mudah mati bila terkena panas.

"Menurut dr R Fera hal ini dikarenakan pengaruh iklim tropis, karena sinar matahari itu membantu juga kita untuk inaktifkan virus," kata Harry.

Baca juga: Seluruh Mahasiswa Aceh di Wuhan Sudah Diterbangkan ke Natuna

 

Harry juga mengatakan, dalam pengalaman wabah virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) terdahulu, masyarakat Indonesia juga tidak ada yang sampai terinfeksi.

"Berdasarkan yang sudah diteliti sinar matahari itu mampu me-inaktifkan virus. Jadi kalau virusnya yang terpercik (batuk atau bersin) itu terkena sinar matahari, dia bisa inaktif. Tidak akan menginfeksi manusia, tapi tetap pola hidup sehatnya harus bagus," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com