Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswi SD Dibawa Kabur Buruh Tani 4 Tahun, Ini Cerita Korban

Kompas.com - 01/02/2020, 11:04 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Siswi SD asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang dibawa kabur empat tahun, dan dicabuli hingga hamil kini tengah menjalani bimbingan konseling di selter Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Cianjur.

Ketua Harian P2TP2A Cianjur, Lidya Indayani Umar mengatakan, kondisi psikologi korban mulai membaik, kendati masih belum berani bertemu dengan orang lain.

Korban pun mulai mau membuka diri untuk menceritakan apa yang dialaminya selama empat tahun dibawa kabur pelaku SF (57) tersebut.

Awal petaka bagi korban sendiri bermula saat pelaku meminta korban datang ke rumahnya untuk memijat badan pelaku. 

Baca juga: Motif SF Culik Siswi SD Selama 4 Tahun dan Mencabulinya hingga Korban Hamil

Korban memang dikenal lingkungannya punya keahlian memijat, sehingga kerap dimintai bantuan oleh warga, termasuk oleh pelaku.

"Sebelumnya, pelaku ini sudah beberapa kali dipijat korban. Sehingga korban tidak menaruh curiga sama sekali ketika diminta datang ke rumahnya. Namun, ternyata malah dibawa kabur," kata Lidya, kepada Kompas.com, Sabtu (1/2/2020).

Dia mengatakan, selama dibawa kabur pelaku, korban tinggal dari satu tempat ke tempat lain.

Mereka membangun gubuk dan saung di areal kebun dan ladang, jauh dari permukiman penduduk.

Untuk kebutuhan hidup sehari-hari, mereka berkebun, dan pelaku sesekali menjadi buruh tani serabutan di ladang milik orang lain.

"Kalau pelaku punya uang dari upah bertani, korban disuruh memasak nasi dan lauk, belanja ke warung yang ada di kampung terdekat. Kalau tidak punya uang, mereka makan hasil kebun yang ada, seperti wortel dan lain-lain," ujar Lidya.

Awalnya korban tidak mendapatkan kekerasan seksual dari SF.

Namun, sejak 1,5 tahun terakhir dalam pelarian tersebut, tersangka mulai mencabuli korban hingga berujung persetubuhan.

"Korban pun akhirnya hamil akibat perbuatan pelaku. Selama mengandung, korban pernah sekali diperiksa ke posyandu di kampung terdekat. Setelah itu tidak pernah lagi (memeriksakan kondisi kehamilan),” ujar dia.

Sejauh ini kondisi kehamilannya baik, namun korban kekurangan gizi, sehingga perlu mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk menjaga kesehatannya, juga kesehatan bayi yang dikandungnya.

Terlebih, sepekan lagi korban akan melahirkan, dan besar kemungkinan proses persalinan dilakukan secara operasi sesar.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com