DENPASAR, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Provinsi Bali I Ketut Ardana mengakui merebaknya virus corona berdampak pada pariwisata Bali.
Ia menyebut, anggota ASITA yang fokus market China melaporkan sudah ada 10.000 turis China yang pasti batal ke Bali.
"Mereka merasa cukup terpuruk karena banyak yang tak datang," kata Ardana, Kamis (30/1/2020).
Baca juga: Cegah Virus Corona, Pemkot Tasikmalaya Siagakan Tim Khusus di Setiap Puskesmas
Ardana memprediksi, jika virus corona tak kunjung mereda, pada Februari, Bali berpotensi kehilangan wisatawan China mencapai 100.000.
Angka tersebut didapat jika mengacu pada jumlah wisatawan China yang berkunjung ke Bali tahun lalu hampir 1,3 juta orang.
"Prediksi angka yang disampaikan sampai Februari. Mudahan lebih banyak (anggota ASITA) yang mau melaporkan agar kami dapat angka pasti," kata Ardana.
Baca juga: Virus Corona, Rute Baru Penerbangan Hainan-Semarang Ditunda
Lantas terkait kerugian secara ekonomi, Ardana menyebut rata-rata wisatawan China menghabiskan uangnya di Bali 1.200 dollar Amerika Serikat atau setara Rp 16 juta.
Maka jika ada 100.000 orang yang tak datang ke Bali, potensi kehilangannya mencapai Rp 1,6 triliun.
Ardana menilai, selanjutnya yang bisa dilakukan Bali yakni dengan menggaet turis asing di luar China. Menurutnya, pasar potensial adalah Eropa, India, dan Vietnam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.