MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut untuk memberikan bantuan bagi korban becana banjir di Tapanuli Tengah.
Banjir tersebut merendam tujuh desa di Kecamatan Barus dan menewaskan tujuh orang.
"Tadi malam, Bapak Gubernur (Edy Rahmayadi) langsung memerintahkan saya untuk segera memberikan bantuan dan melakukan pendampingan bencana banjir yang telah merenggut enam korban meninggal dunia hingga hari ini. Bapak Gubernur juga akan langsung meninjau lokasi," kata kepala Riadil Akhir Lubis lewat sambungan telepon kepada Kompas.com, Rabu malam.
Baca juga: Korban Tewas Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah Bertambah Jadi 7 Orang
Lubis mengatakan, pemberian bantuan itu merupakan perintah Gubernur Edy yang saat sedang berada di Jakarta sejak Selasa (28/1/2020), sampai hari ini, Rabu (29/1/2020).
Riadil menjelaskan, tujuh desa yang diterjang banjir setinggi dua meter lebih itu antara lain Desa Kampungmudik, Bungotanjung, Kinali, Ujungbatu, Kelurahan Batugerigis dan Kelurahan Padangmasiang.
Meluapnya air Aek Sirahar merendam permukiman di Desa Pasartarendam. Tercatat sekitar 700 kepala keluarga yang rumahnya terdampak banjir.
"Banjir akibat derasnya hujan yang turun sejak Selasa sore dan meluapnya Sungai Sirahar Barus, sesuai informasi masyarakat setempat dan hasil patroli di lapangan, personel BPBD langsung menuju tempat kejadian bencana. Hingga saat melakukan evakuasi dan mendata kerugian dan dampak yang terjadi," kata Riadil.
Tidak hanya BPBD, Pemerintah Provinsi Sumut melalui Unit Reaksi Cepat (URC) yang terdiri BPBD-UPT Dinas Bina Marga, Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial, telah melakukan pendampingan di lokasi dengan mendirikan posko pengungsian, pos kesehatan, penanganan jalan atau tebing yang hancur, pendirian dapur umum, dan melakukan evakuasi korban bersama aparat gabungan serta masyarakat.
Sebelumnya, gubernur telah mengeluarkan Surat Edaran Gubsu Nomor 360/12639/2019 tanggal 26 November 2019 tentang Kesiapsiagaan Menghadapi Musim Hujan 2019-2020 kepada seluruh bupati dan wali kota se-Sumut berdasarkan info Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Pemerintah Provinsi Sumut menyatakan turut prihatin atas bencana banjir di beberapa kabupaten dan kota di Sumut, seperti di Kabupaten Labura, Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Tapteng.
"Informasi BMKG, sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan memasuki awal musim hujan yakni Oktober sampai Desember. Puncak musim hujan terjadi pada Januari dan Februari. Diminta kerjasama untuk melakukan upaya-upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bahaya angin puting beliung, banjir, dan gerakan tanah longsor," instruksi Edy yang ditirukan Riadil.
Para korban yang berhasil diidentifikasi adalah Adwirzah Tanjung (60) dan Idwaranisa (58), keduanya warga Kelurahan Padangmasiang, Kecamatan Barus.
Kemudian, Marpaung (50), Juster Sitorus (55), Pardamean Boru Manalu (85), Abdul Rahman (72), dan Esrin Pane (48). Semuanya warga Bonandolok, Kecamatan Andamdewi.
"Wilayah terdampak banjir dan longsor ada di enam kecamatan yaitu Sorkam, Pasaributobing, Sitahuis, Sarudik, Andamdewi, dan Barus. Kebutuhan paling mendesak adalah tenda pengungsi, selimut untuk korban mengungsi dan genset," kata Agus.
Baca juga: Banjir dan Longsor Landa Tapanuli Tengah, 3 Tewas, 22 Luka, 700 KK Mengungsi