AMBON, KOMPAS.com - Kemarau panjang yang terjadi di Kabupaten Maluku Barat Daya telah menyebabkan ratusan ekor kerbau moa milik warga di Desa Tounwawan, Kecamatan Pulau Moa, mati sepanjang 2019.
Kepala Desa Tounwawan Lumosterd Terapoik mengatakan, setiap tahun ratusan kerbau moa di desa tersebut mati, karena tidak adanya kebutuhan air saat musim kemarau panjang datang.
“Setiap tahun, ratusan ekor kerbau di desa kami mati akibat tidak ada sumber air,” kata Lumosterd saat dihubungi, Senin (28/1/2020).
Baca juga: Istri Gubernur Akui Angka Stunting di Maluku Tinggi, Ini Penyebabnya
Dia mengatakan, musim kemarau panjang selalu terjadi pada Sepetember hingga Desember.
Saat musim kemarau tiba, tak hanya sumber air yang mengering, namun rumput yang menjadi sumber makanan bagi kerbau juga kering.
“Jumlah kerbau mati tahun 2019 itu 300-an, itu yang paling banyak selama ini. Kerbau-kerbau itu mat karena kekurangan sumber air,” ujar Lumosterd.
Dia menjelaskan, di desanya populasi kerbau moa mencapai lebih dari 1.000 ekor.
Sayangnya, setiap tahun ratusan ekor kerbau mati karena tidak tersedianya kebutuhan sumber air di wilayah itu.