Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istri Gubernur Akui Angka Stunting di Maluku Tinggi, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 28/01/2020, 22:27 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Istri Gubernur Maluku Widya Murad Ismail mengakui angka stunting di Maluku sangat tinggi.

Bahkan, menurut Duta Parenting Provinsi Maluku itu, angka stunting di Maluku adalah yang tertinggi kedua di Indonesia setelah Nusa Tenggara Timur.

Hal itu diungkapkan Widya saat menyampaikan testimoni dalam acara puncak peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) ke-60 yang berlangsung di Lapangan Upacara Kementerian Kesehatan RI, Maluku, Selasa (28/1/2019).

“Kondisi ini menjadikan Maluku termasuk daerah rawan dengan tingkat stunting yang tinggi, setelah Nusa Tenggara Timur,” kata Widya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa.

Baca juga: BPOM Pastikan Tidak Ada Beras Plastik Beredar di Maluku

Menurut Widya yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Maluku ini, tingginya angka kemiskinan merupakan akar permasalahan kesehatan dan gizi di Maluku.

Menurut dia, hal itu termasuk penyebab tingginya kasus stunting di Maluku.

Saat turun ke daerah, Widya mengaku menemukan banyak tempat tinggal yang tidak sehat.

Kemudian, menemukan masalah perilaku, kesadaran dan inisiatif hidup sehat yang rendah.

Selain itu, akses terhadap pelayanan kesehatan yang masih rendah.

Baca juga: Cegah Virus Corona, Pengawasan Bandara dan Pelabuhan di Maluku Diperketat

Menurut Widya, secara geografis wilayah Maluku adalah kepulauan, terdiri dari 1.340 pulau-pulau dengan luas wilayah 712.480 kilometer persegi, di mana luas laut 92,4 persen dan hanya 7,6 persen daratan.

"Kondisi ini juga membuat APBD Maluku sangat kecil yakni Rp 3,2 triliun, karena formula perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) hanya mempertimbangkan luas daratan. Ini membuat kondisi agak memprihatinkan," kata Widya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com