Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kasus Pawang Ular Tewas Digigit King Kobra, Ahli: Itu Hewan Liar Berbahaya...

Kompas.com - 28/01/2020, 18:19 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Aksi Norjani, seorang pawang ular asal Desa Pak Utan, Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, berujung maut.

Setelah digigit berkali-kali dan diduga sempat menolak untuk diobati, Norjani akhirnya meninggal dunia, pada hari Sabtu (25/1/2020).

Video aksi Norjani bermain-main dengan ular king kobra sepanjang 5 meter itu pun menjadi viral di media sosial.

Sementara itu, menurut pengakuan warga, Norjani dikenal senang memelihara ular.

"Korban itu biasa pelihara binatang, termasuk ular kobra," ujar Dede.

Baca juga: Fakta Pawang Ular di Kalbar Tewas Digigit King Kobra Saat Atraksi, Dikenal sebagai Dukun

Sementara itu, ahli dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Amir Hamidy, mengimbau masyarakat agar menyadari ular king kobra adalah hewan liar yang berbahaya.

"Ular king kobra merupakan jenis top predator, yang memiliki bisa berbahaya dan karakteristik unik. Pada dasarnya, ular itu bukan untuk dipelihara layaknya ayam atau anjing," kata Amir saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (28/1/2020).

Amir menjelaskan, belajar dari kasus Norjani, masyarakat perlu memahami karakter dan bagaimana harus bersikap ketika mendapat gigitan ular tersebut.

"Sebagai top predator, king kobra sebagian besar memangsa ular, atau bisa juga biawak dan hewan lainnya. Untuk itu, populasinya sering ditemukan di dalam hutan atau jauh dari pemukiman warga," katanya.

"Lalu, yang kedua adalah kemampuan dry bite dari king kobra. Dry bite adalah kemampuan ular untuk tidak mengeluarkan racun saat menggigit," tambahnya.

Kemampuan dry bite tersebut, menurut Amir, sering dianggap orang merasa "mempan" ketika digigit ular king kobra.

"Jika digigit ular tersebut, mau tidak mau harus segera dilarikan ke rumah sakit agar mendapat anti-venom," katanya. 

Sementara itu, Amir juga menyebut, king kobra adalah ular jenis Ophiophagus atau pemakan ular. 

Pentingnya edukasi ke masyarakat

Amir menyebut, kasus Norjani bukanlah yang pertama kali di Indonesia. Untuk mencegah korban gigitan ular bertambah, pemerintah terus melakukan edukasi terkait ular berbisa.

Tujuannya, menurut Amir, agar mencegah konflik ular dengan manusia dan tentunya menjaga populasi ular.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com