Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limbah Minyak Hitam Cemari Perairan Bintan, Plt Gubernur Kepri Marah

Kompas.com - 21/01/2020, 19:19 WIB
Hadi Maulana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BINTAN, KOMPAS.com - Plt Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) H Isdianto mengecam keras tindakan pencemaran laut Pulau Bintan oleh limbah minyak hitam.

Limbah ini menyebabkan kotornya beberapa daerah pantai, khususnya pantai wisata di Kabupaten Bintan, Kepri.

Isdianto mengatakan, harus ada langkah konkret dari pemerintah pusat dan kementerian terkait yang bekerja sama dengan pemerintah daerah guna mencari jalan keluar untuk penindakan para pelaku pembuang limbah.

Isdianto mengatakan, limbah ini adalah masalah yang selalu berulang setiap tahunnya, namun tidak ada jalan keluar hingga saat ini.

Baca juga: Sumur Warga di Kulon Progo Diduga Tercemar Limbah Batik, Ini Kata DLH

Pemerintah daerah, menurutnya, memiliki keterbatasan kewenangan dalam menangani permasalahan itu karena menyangkut perairan Operational Port Limited (OPL) atau perairan internasional yang berbatasan antara Indonesia, Malaysia dan Singapura.

"Kami saat ini hanya bisa mendata dan melaporkan pencemaran dan kerugian yang diakibatkan oleh limbah ini kepada kementerian terkait. Sementara itu, pencegahan dan penindakan agar kejadian ini tidak berulang lagi membutuhkan keterlibatan pusat karena menyangkut perairan antar-negara," kata Isdianto usai meninjau Pantai Nirwana dan Tempat Penampungan Sementara Limbah B3 di Lagoi, Bintan, Selasa (21/1/2020).

Untuk solusi jangka pendek, Isdianto menawarkan ide berupa penebaran jaring atau pemasangan oil barier sepanjang garis pantai yang terpapar limbah oli hitam guna mengurangi kapasitas limbah untuk masuk hingga ke garis pantai.

Jangan sampai limbah tersebut leluasa masuk hingga ke pantai dan mengganggu wisatawan yang ingin bermain di pantai.

"Mungkin sebaiknya di tengah pantai dipasang semacam jaring sebagai penghalau, sehingga tidak semua limbah masuk hingga ke bibir pantai, dan kerja kita membersihkan tidak terlalu susah," jelasnya.

Sedangkan untuk penanganan masalah ini lebih lanjut, Isdianto mengajak FKPD, dinas terkait serta pihak swasta yang terdampak limbah untuk duduk bersama.

Pihaknya ingin membahas langkah penanganan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang demi menjaga iklim dunia pariwisata di Kepri.

Baca juga: Satu Keluarga Memancing di Kolam Limbah Bekas Pabrik Kertas, Anak Tewas Tenggelam

 

Bahkan bila perlu, kata Gubernur, pelaku pembuangan limbah dipolisikan.

"Masalah ini tidak bisa selesai di sini. Harus kita lakukan rapat koordinasi lebih lanjut untuk mengantisipasi dampak dari kejadian ini. Semuanya harus duduk bersama untuk memecahkan masalah ini secara serius," katanya mengakhiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com