SUMEDANG, KOMPAS.com - Keraton Sumedang Larang memandang positif dengan fenomena bermunculannya keraton, seperti Keraton Agung Sejagat di Jawa Tengah, termasuk Sunda Empire di Jawa Barat.
Ketua Yayasan Nazhir Wakaf Pangeran Sumedang, Luky Djohari Soemadilaga mengatakan, dari bermunculannya fenomena ini, ada nilai positif yang bisa dipetik.
Positif, kata Luky, karena tentunya, ini potret kondisi masyarakat yang merindukan karakteristik bangsa Indonesia, yang asal usulnya dari kerajaan.
Yayasan Nazhir Wakaf Pangeran Sumedang adalah yayasan yang menaungi Museum Prabu Geusan Ulun di Sumedang.
Prabu Geusan Ulun sendiri merupakan raja terakhir Sumedang. Sementara Luky merupakan keturunan Prabu Geusan Ulun.
Baca juga: 4 Fakta Baru Keraton Agung Sejagat, Mengaku Berbohong hingga Dikeluarkan dari Sunda Empire
Selain itu, ada harapan dari masyarakat, bahwa pemimpin itu, harus memiliki jiwa dan nilai-nilai kepemimpinan luhur dari budaya.
Budaya itu sendiri, akar jati dirinya berbasis dari keraton atau kerajaan.
"Mungkin, saat ini, masyarakat Indonesia merindukan hal tersebut," ujarnya kepada Kompas.com di Museum Prabu Geusan Ulun, Sumedang kota, Senin (20/1/2020).
Baca juga: Bertemu Sultan HB X, Puan Maharani Bahas Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire