KOMPAS.com- Ribuan rumah di kota Malang Jawa Timur mengalami krisis air selama sepekan terakhir.
Akibatnya mereka harus mencari air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Salah seorang warga Kota Malang Anggara S mengatakan, selama krisis air bersih, dirinya terpaksa mandi di kamar mandi SPBU.
Anggara mengatakan, sempat ada pengiriman air bersih. Namun jumlahnya tidak cukup untuk kebutuhan.
"Dropping tangki cuma dapat dua galon. Itu enggak cukup. Hanya buat mandi anak dan cuci piring," ungkap Anggara.
Baca juga: Wisata Instagenic Terbaru di Malang, Lumina Magica Hadirkan Panggung Cahaya
Warga lainnya Avirista membenarkan air PDAM di rumahnya sudah mati selama sepekan sejak Sabtu (11/1/2020).
Ia pun harus memanfaatkan air yang bersumber dari sumur milik perumahan.
Namun, debit air sangat terbatas dan tidak bisa dimanfaatkan 24 jam.
Meskipun air kerap mati namun ia mengaku tagihan airnya justru naik.
"Tapi tagihan airnya naik, Desember tagihannya Rp 23.000, Januari jadi Rp35 ribu," ungkapnya.
Baca juga: Jalan Daan Mogot Ambles, Pelayanan Air Bersih di Bandara Soetta Terganggu
Krisis air yang menimpa warga Malang selama sepekan diakibatkan oleh bocornya pipa saluran air PDAM bertransmisi 500 mm.
Kebocoran terjadi di Jalan Raya Kidal, Tajinan, Kabupaten Malang pada Jumat (10/1/2020).
Satu hari pascabocornya pipa, warga Malang mengalami krisis air bersih.
Kemudian, pada Senin (13/1/2020), terjadi kebocoran pipa lagi di Desa Pulungdowo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.