Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tikus Merajalela, Para Pemburu Dihargai Rp 1.000 Per Ekor

Kompas.com - 17/01/2020, 08:00 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Hama tikus merajalela di sebagian lahan pertanian yang ada di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Serangan hama tikus, misalnya, melanda hamparan lahan pertanian di Desa Pojok Kulon, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang.

Baca juga: Polisi Ungkap Inisial Anggota Keluarga Cendana dalam Kasus MeMiles

Perangkat desa setempat Misbachudin mengungkapkan, serangan hama tikus yang cukup masif terjadi sejak 2 minggu lalu.

"Mulai banyak (tikus) ya 2 mingguan ini, padahal sekarang waktunya 'nampek winih' (penyemaian benih)," ujar dia kepada Kompas.com, Kamis (16/1/2020).

Baca juga: Tak Ingin Disebut Kebanjiran, Pemkot Surabaya Sebut Hanya Genangan Air

Menurut dia, hama tikus yang menyerang lahan milik petani desa Pojok Kulon tidak hanya terjadi pada saat tanaman sudah tumbuh besar, saat berbuah, maupun saat menjelang masa panen.

Serangan hama tikus, kata Misbachudin, terjadi juga saat memasuki masa tanam padi periode kedua yang jatuh pada Januari ini.

Saat ini, ungkap Kaur Umum Desa Pojok Kulon ini, para petani akan melakukan penanaman padi yang diawali dengan kegiatan penyemaian benih.

Baca juga: Cerita Pengemudi Tak Bisa Mengelak Saat Tepergok Kamera Tilang Elektronik

Namun, langkah para petani di desanya terganggu dengan banyaknya tikus yang masuk ke sawah.

Misbachudin menuturkan, hampir seluruh hamparan lahan pertanian di desa Pojok Kulon tak luput dari serangan hama tikus.

Di Desa Pojok Kulon, Kecamatan Kesamben, kata Misbachudin, luas lahan pertanian pada jenis lahan persawahan sekitar 141 hektar. Sementara untuk lahan pertanian pada jenis lahan tegalan, luasnya mencapai 78 hektar.

Baca juga: 5 Fakta Kerangka Manusia Ditemukan Duduk di Sofa di Rumah Kosong, Hanya Menyisakan Rambut hingga Sulit Diidentifikasi

Hamparan lahan pertanian di desanya, lanjut Misbachudin, dimiliki oleh sekitar 160 orang petani yang terbagi ke dalam 4 kelompok tani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com