PALU, KOMPAS.com- Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah, berencana menghapus Kelurahan Petobo yang hancur akibat gempa dan likuifaksi pada 2018.
Penghapusan dilakukan karena tidak ada lagi orang yang tinggal di Kelurahan Petobo.
"Karena memang warganya sudah tidak ada (tinggal di sana) dan akan direlokasi ke kawasan huntap (hunian tetap)," kata Wali Kota Palu Hidayat dalam rapat evaluasi percepatan pembangunan huntap di Aula Merah Putih, Markas Komando Resor Militer (Korem) 132/Tadulako di Palu, Rabu (15/1).
Menurut Hidayat, Petobo sudah tidak layak menjadi kawasan permukiman penduduk meski sejumlah lokasi di kelurahan tersebut tidak terkena likuefaksi.
Baca juga: Begini Citra Satelit Likuifaksi Tanah di Petobo
Selain itu, pemerintah pusat telah menetapkan Kelurahan Petobo dalam peta rawan bencana sebagai zona merah likuifaksi atau berpotensi tinggi dilanda likuefaksi. Akibatnya kawasan itu tidak boleh lagi dihuni.
"Saat ini kami juga sudah memerintahkan camat dan lurah untuk mendata siapa saja warga yang berdomisili di Petobo yang ingin pindah ke huntap atau tetap dibangunkan rumah di atas tanahnya di sana, ini sudah model huntap insitu, "ujar Hidayat.
Namun, Hidayat mengaku tidak bisa memaksa beberapa orang yang bersikeras tetap tinggal di sana.
Baca juga: Jakarta Terindikasi Rentan Terkena Likuifaksi
Saat ini, masih ada 55 jiwa yang meminta dibangunkan hunian tetap di Kelurahan Petobo.
Kelurahan Petobo menjadi kawasan terparah diluluhkantahkan likuefaksi pada 2018.
Ribuan jiwa meninggal akibat bencana di kawasan seluas sekitar 180 hektare tersebut.
Puluhan ribu jiwa yang tinggal di belasan ribu rumah di sana terpaksa harus pindah karena tempat tinggal mereka hancur dan tidak layak huni lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.