Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/01/2020, 19:55 WIB
Markus Yuwono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com-Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, berencana membeli ternak yang mati mendadak dengan mekanisme uang tali asih.

Selain untuk mencegah kerugian peternak, uang itu diharap juga mencegah tradisi brandu atau menyembelih hewan yang hampir mati dan dijual ke warga. 

Bupati Gunungkidul Badingah tengah mengkaji untuk pemberian tali asih kepada warga yang ternaknya mati.

"Sekarang baru dirumuskan (mekanisme tali asih), nanti akan disampaikan," kata Badingah saat Jumpa Pers Pemkab Gunungkidul di Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Kamis (16/1/2020). 

Baca juga: Tak Rela Merugi, Alasan Warga Gunungkidul Makan Daging Sapi Positif Antraks

Badingah berharap, meski saat ini pemerintah belum memutuskan besaran tali asih, para petani untuk tidak menjual atau menyembelih hewan ternak yang mati.

"Jika menemukan ternak mati dilaporkan ke Dinas terkait, jangan sampai disembelih apalagi dijual," ucap Badingah. 

Dia menyebut, beberapa hari terakhir banyak hewan ternak mati, namun hal itu belum tentu mati akibat antraks.

Musim pancaroba memang seringkali ditemukan hewan ternak mati karena perubahan cuaca, bisa karena keracunan makanan.  

Baca juga: Antraks Menyebar di Gunungkidul, Warga Diminta Hindari Budaya Brandu

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Gunungkidul, Azman Latif mengatakan, dalam waktu dekat ini Pemerintah Kabupaten Gunungkidul akan segera menyusun Peraturan Bupati terkait dengan memberikan tali asih ternak milik warga yang mati.

Rumusan tersebut akan selesai dalam waktu dekat ini.

"Kita harapkan nantinya jika sudah ada ganti rugi ternak mati maka tidak ada warga yang menjualnya ke jagal atau membrandu dan dikonsumsi sendiri,"  Kata Asman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com