Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Kuat Hadapi Tikus, Petani Ngawi Berharap Pemkab Turun Tangan

Kompas.com - 15/01/2020, 13:46 WIB
Sukoco,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com - Petani di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, berharap pemerintah daerah turun tangan menghadapi hama tikus yang menyerang tanaman padi yang baru ditanam.

Samirin, petani dari Desa Kasreman mengatakan, cara manual tidak mengurangi jumlah tikus yang memangsa tanaman padi mereka.

Samirin berharap, pemerintah daerah kembali memberikan bantuan peralatan pembasmi tikus.

“Dulu itu dibantu petasan yang mengeluarkan asap sehingga tikus mati. Sekali saja ada bantuan,” ujar Samirin saat ditemui di sawah miliknya, Selasa (14/1/2020).

Baca juga: Hama Tikus Serang Padi Milik Petani di Ngawi

Upaya pemberantasan tikus dengan cara di-gropyok juga dilakukan petani di Desa Bulakan.

Kasno, salah satu petani di Desa Bulakan mengatakan, meski dilakukan gropyokan, keberadaan tikus masih sangat mengkhawatirkan petani.

“Biar di-gropyok masih ada saja. Petani akhirnya penuhi sawah mereka dengan air,” kata Kasno.

Sementara itu, petani di Desa Baderan, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, melakukan gropyokan dengan menggunakan belerang yang dipanaskan dengan menggunakan gas LPG 3 kilogram.

Warga Desa Baderan, Edi Suwarno mengatakan, meski warga di desanya berhasil mendapatkan satu karung tikus setiap gropyok, permasalahan hama tikus belum juga tuntas.

“Satu hari bisa dapat satu karung tikus kalau gropyok,” kata dia.

Para petani di Ngawi berharap Dinas Pertanian Ngawi turun ke sawah warga untuk memberikan solusi menghadapi hama tikus tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com