Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Robot Pencari Korban Bencana Alam Ciptaan Mahasiswa UNS, Apa Keunggulannya?

Kompas.com - 14/01/2020, 12:16 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

 

SOLO, KOMPAS.com - Tiga mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah menciptakan prototipe robot untuk mencari korban bencana alam.

Ketiganya merupakan mahasiswa Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik. Mereka antara lain, Nada Syadza Azizah, Syaifullah Filard Latifah dan Taufik Widyastama.

Menurut salah satu pencipta prototipe, Syaifullah, robot ini mereka namakan rescue Unmounted Ground Vehicle (UGV).

 Baca juga: Industri Manufaktur Karawang Bakal Pekerjakan Robot ketimbang Manusia

Adapun keunggulannya mampu menjangkau zona yang tidak terjangkau manusia. Misalnya, kawasan gunung berapi yang masih aktif, zona yang terkena kebakaran hutan dan zona yang terpapar radioaktif.

"Robot ini sudah dibuat sejak tiga bulan lalu. Pembuatan robot ini karena di Indonesia ini sering terjadi bencana alam dan sewaktu-waktu bisa datang," kata Syaifullah di Solo, Jawa Tengah, Selasa (14/1/2020).

Menurut dia, setiap ada bencana alam yang terjadi masih banyak korban yang tidak bisa dievakuasi karena kondisi medan yang sulit dijangkau manusia.

"Kami kadang terkendala untuk mendeteksi keberadaan korban bencana. Makanya, kami mencoba menciptakan prototipe robot ini,” ujar Syaifullah.

Robot ini masih akan terus dikembangkan agar semakin canggih saat mendeteksi korban bencana.

Baca juga: Prihatin Petani Kepanasan Saat Menjemur Padi, Siswi di Ponorogo Membuat Robot Orak-arik Gabah

Robot ini juga akan dilengkapi dengan kamera dan infra merah dengan tujuan untuk mendeteksi suhu tubuh.

"Jadi, dengan kamera dan infra merah robot ini bisa mengetahui apakah itu manusia apa bukan dan masih hidup atau sudah meninggal," tambah Taufik Widyastama.

Robot pencari korban bencana saat ini masih memakai Wifi telepon genggam atau router karena dikendalikan dengan jaringan internet.

"Robot ini nantinya akan kita desain lebih panjang supaya lebih stabil ketika melintasi medan sulit ketika terjadi bencana alam," terang Taufik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com