PAMEKASAN, KOMPAS.com – Sudah hampir sebulan, nelayan di Pamekasan, Jawa Timur, tidak melaut.
Namun, bukan berarti mereka tidak ada aktivitas.
Mereka justru sibuk dengan membangun rumah-rumah ikan di pantai, sambil menunggu cuaca normal kembali.
Rumah ikan yang terbuat dari bambu tersebut dibangun dan dipersiapkan untuk dibawa ke tengah laut.
Jufri, nelayan asal Desa Duko Timur, Kecamatan Larangan, menjelaskan, ketika cuaca buruk banyak nelayan yang pindah pekerjaan.
Beberapa di antaranya seperti menggarap sawah untuk menanam padi dan menjadi buruh tani.
Namun, karena dirinya tidak punya sawah, Jufri memilih membuat rumah ikan bersama nelayan lainnya.
"Saya bikin rumah ikan untuk persiapan saat cuaca sudah normal lagi, karena tidak punya sawah untuk digarap," kata Jufri saat ditemui di Pantai Talang Siring, Desa Montok, Kecamatan Larangan, Selasa (14/1/2020).
Baca juga: Catat, Ini Nomor Call Center Darurat Bencana Hidrometeorologi di Jatim
Membuat rumah ikan tidak cukup dikerjakan satu orang, namun melibatkan kelompok nelayan hingga 7 atau 10 orang.
Butuh biaya hingga Rp 15 juta untuk satu rumah ikan.
Biaya tersebut untuk membeli bambu, jaring ikan, mesin genset penerang rumah ikan, ongkos pembuatan rumah ikan dan beberapa tali pengikat bambu.
Butuh waktu 15 hari untuk menyelesaikan pembuatan satu rumah ikan.
"Tangkap ikan pakai rumah ikan ini spekulasinya tinggi, bisa untung, bisa rugi. Kalau untung, modal bisa kembali dan sisanya dibagikan ke anggota nelayan yang ikut rombongan dalam satu rumah ikan," kata Jufri.