Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angin Muson Barat Menguat, Warga Sumsel Diimbau Waspada Banjir dan Longsor

Kompas.com - 13/01/2020, 14:28 WIB
Aji YK Putra,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang mengimbau warga di Sumatera Selatan bagian barat untuk waspada bencana hidrometeorologi (genangan/banjir, banjir bandang dan tanah longsor) selama tujuh hari ke depan karena curah hujan tinggi.

Wilayah Sumsel bagian barat tersebut meliputi kawasan dataran tinggi bukit barisan, seperti Kabupaten Musi Rawas, Kota Lubuk Linggau, Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Lahat, Kabupaten Muratara, Kabupaten Muba, Kabupaten PALI, dan Kabupaten Muara Enim yang diprediksi berpotensi terkena bencana banjir, banjir bandang dan tanah longsor.

Sedangkan potensi angin kencang, puting beliung dan banjir, terjadi pada wilayah Kota Pagaralam, Prabumulih, Kabupaten Banyuasin, Kota Palembang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI0, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Kabuaptem OKU Timur, Kabupaten OKU dan Kabupaten OKU Selatan.

Baca juga: ACT Kirim 1 Ton Bantuan untuk Korban Banjir dan Longsor Lebak

Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)stasiun Meteoroligi SMB II Palembang Bambang Beny Setiaji menjelaskan, musim hujan di wilayah Sumsel sangat aktif dengan indikasi menguatnya Angin Muson Cina Selatan (Muson Barat) yang sarat uap air dan melewati wilayah Indonesia pada umumnya.

Kondisi itu mengakibatkan peningkatan curah hujan dan adanya potensi hujan disertai petir dan angin kencang yang terjadi pada siang hingga sore hari.

Sedangkan potensi hujan ringan sampai sedang berlangsung lama terjadi pada malam hingga dini hari.

Menurut Bambang, secara lokal, permukaan Sumsel yang berkarakter rawa dan sungai menjadi penyuplai uap air dan adanya pusat tekanan rendah di wilayah Australia (belahan bumi selatan) dan menyebabkan adanya belokan (trough) dan pertemuan massa udara (konvergensi) di wilayah Sumsel.

Hal itu meningkatkan pertumbuhan awan konvektif (awan hujan akibat pemanasan matahari).

Sedangkan di wilayah Sumsel bagian barat (dataran tinggi Bukit Barisan), angin lembah yang terjadi mendapat pasokan uap air dari Samudera Hindia sehingga meningkatkan pertumbuhan awan Orografik (awan hujan akibat ketinggian permukaan).

Curah hujan di wilayah Sumsel bagian barat yakni pada wilayah dataran tinggi (Bukit Barisan) yang akan berdampak potensi adanya bencana hidrometeorologi seperti genangan, banjir, banjir bandang longsor.

Bambang melanjutkan, secara umum kondisi hujan disertai petir dan angin kencang di wilayah Sumsel akan meningkat pada 13 sampai 15 Januari 2020.

Cuaca itu akan mengalami penurunan dari 16 hingga 18 Januari 2020, selanjutnya akan kembali meningkat pada 19 hingga 20 Januari 2020. 

"Secara khusus hujan yang disebabkan awan konvektif dan orografis pada siang-sore hari di wilayah Sumsel akan berpotensi tetap terjadi hingga tujuh hari ke depan," ujar Bambang melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Senin (13/1/2020).

BMKG pun mengimbau masyarakat dan para pemangku kepentingan terkait untuk tetap waspada dan melakukan tindakan preventif meminimalisasi dampak bencana hidrometeorologi.

Baca juga: Dihantam Gelombang, Kapal dari Palembang Karam di Laut Bangka Barat

 

Salah satu upaya pencegahannya adalah melakukan perbaikan infrastruktur lebih tahan bencana, membersihkan dan memperbaiki drainase, menyiapkan kolam-kolam retensi, memprioritaskan transportasi udara dan air tidak pada siang sampai sore hari.

"Ketika beraktifitas di luar rumah, warga diimbau tidak berteduh di bawah pohon dan menghindari genangan yang berpotensi kemacetan apabila terjadi hujan pada siang-sore hari," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com