MAMUJU, KOMPAS.com – Cuaca buruk disertai gelombang tinggi di sepanjang pesisir Pantai Tapalang, Kecamatan Tapalang, Mamuju, Sulawesi Barat sejak Sabtu hingga Minggu (12/1/2020) sore membuat tanggul penahan ombak sepanjang 50 meter lebih ambruk.
Sejumlah rumah warga pesisir yang dihantam banjir rob hingga ketinggian lima meter pun ambruk dan jebol.
Warga pun mengungsi karena khawatir tertimpa reruntuhan rumahnya sendiri.
Di pesisir pantai Desa Taan, Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, sejumlah unit bangunan rumah warga jebol dan lainnya terancam ambruk karena dindingnya sudah jebol.
Sementara, pondasi rumah sudah bolong tergerus banjir rob.
Baca juga: Tolak Tempat Lebih Layak, Warga Demak Terdampak Banjir Pilih Mengungsi ke Tanggul Sungai
Ketinggian gelombang yang mencapai lima meter dan menghantam rumah warga di pesisir pantai membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah.
Usai diterjang rob, sebagian rumah warga mengalami kerusakan.
Pantauan di lokasi, dinding–dinding rumah warga di pesisir pantai mulai roboh dan membahayakan pemiliknya lantaran pondasi atau dasarnya sudah bergeser atau berlubang digerus banjir rob.
Baharuddin, salah seorang warga setempat mengaku, dinding-dinding rumahnya sudah roboh akibat dihantam ombak sejak dua hari terakhir.
Puncaknya terjadi Minggu, menjelang sore hari kemarin.
Banjir rob hingga setinggi lima meter menghantam rumahnya hingga dindingnya jebol, sementara sebagian pondasi rumahnya bolong.
Ketika banjir rob menerjang, Baharuddin langsung berlarian keluar rumah karena panik dan ketakutan.
Baharuddin dan keluarga tengah siap-siap berangkat ke mesjid untuk menunaikan shalat Maghrib. Niat itu batal lantaran rumahnya jebol diterjang banjir rob.
Meski sebagian dinding dan tiang rumahnya masih berdiri, Baharuddin mengaku kondisi rumahya sewaktu-waktu terancam roboh.
Saat ini, ia terpaksa mengungsi ke keluarga terdekat sambil berusaha membenahi rumahnya.