Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Duga Bom Rakitan di Bengkulu Tak Terkait Jaringan Teroris

Kompas.com - 12/01/2020, 17:43 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Sebuah bom rakitan meledak di Desa Padang Serunian, Kecamatan Semidang Alas, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, Sabtu (11/1/2020).

Akibat ledakan itu, seorang lansia bernama Alex alias Halidin (60) mengalami luka di bagian kaki.

Bom yang diduga berkomponen kaca ini meledak di depan rumah kepala desa setempat.

Kepala Bidang Humas Polda Bengkulu AKBP Sudarno mengatakan, polisi menduga bom tersebut tidak terkait jaringan terorisme.

Sebab, melihat target, bom tersebut menyasar perorangan. Meski demikian, polisi masih terus melakukan penyelidikan untuk memastikan pelaku dan motif peledakan.

"Targetnya perorangan. Kalau terorisme tidak perorangan, tapi pemeriksaan dan penyelidikan masih dilakukan di TKP," kata Sudarno.

Baca juga: Lansia Korban Ledakan Bom Rakitan di Bengkulu Alami Luka di Kaki

Komponen kaca

Ilustrasi bomShutterstock Ilustrasi bom

Pelaku pembuat bom rakitan diduga menggunakan kaca sebagai komponen. Hal itu diketahui dari serpihan kaca yang ditemukan pada tubuh korban bom.

"Bom itu sepertinya berisi kaca. Terlihat saat diperhatikan, kaki korban penuh dengan pecahan kaca beragam ukuran," ujar kerabat korban Buyung.

Selain serpihan kaca, terlihat serpihan berwarna hitam pada luka Halidin. Namun ia tidak mengetahui banyak perihal serpihan hitam itu.

Adapun Halidin, kata Buyung, mengalami luka di kaki dari betis hingga paha.

Halidin dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu untuk mendapatkan perawatan.

Baca juga: Keluarga Korban Bom Rakitan di Bengkulu Minta Pengamanan

Minta perlindungan

Ilustrasi garis polisi.THINKSTOCK Ilustrasi garis polisi.

Buyung mengatakan, belum mengetahui siapa pelaku dan motif di balik peledakan bom. Keluarga masih menunggu proses penyelidikan yang dilakukan oleh polisi.

Meski demikian, ia meyakini keluarga tidak memiliki musuh. Pascakejadian tersebut, keluarganya meminta perlindungan pada polisi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com