Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Penggerebekan Pabrik Kue Kering, dari Bahan Baku Telur Busuk hingga Omset Capai Puluhan Juta

Kompas.com - 09/01/2020, 18:20 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Polisi menggerebek rumah industri kue kering di Desa Tukum, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Karena dari laporan warga, aktivitas yang dilakukan industri pengolahan kue kering itu mencurigakan. Sebab, warga tak mencium bau harum masakan kue, melainkan justru bau busuk yang sangat menyengat saat tempat usaha itu sedang menjalankan operasinya.

Dalam penggerebekan yang dilakukan aparat gabungan, petugas menemukan barang bukti telur busuk yang digunakan pemilik usaha sebagai bahan dasar pembuatan kue kering.

Karena produk kue kering itu dianggap membahayakan konsumen, polisi akhirnya menyegel rumah industri tersebut. Termasuk menetapkan pemilik usaha sebagai tersangka.

Berikut ini fakta selengkapnya:

1. Sudah beroperasi lima tahun

Ilustrasi garis polisi.THINKSTOCK Ilustrasi garis polisi.

Dalam penggerebekan yang dilakukan pada Selasa (7/1/2020), aparat gabungan yang terdiri dari polisi dan dinas terkait, menemukan fakta mengejutkan.

Karena di lokasi tempat usaha yang dijalankan IS sejak 2014 itu, ditemukan telur busuk yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kue kering.

Pengungkapan kasus tersebut, merupakan hasil pengembangan polisi dari informasi yang didapat dari masyarakat.

Sebab, warga sekitar sekitar mencurigai dengan aktivitas industri tersebut.

Karena setiap kali menjalankan operasinya, bukan bau haram masakan kue yang dirasakan, melainkan warga justru mencium bau tak sedap yang sangat menyengat.

Baca juga: Pabrik Kue Kering Digerebek gara-gara Pakai Telur Busuk

2. Alasan pelaku gunakan telur busuk

Ilustrasi telur ayamKOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI Ilustrasi telur ayam

Kepada polisi, pemilik usaha berinisial IS tersebut mengaku sengaja menggunakan telur busuk sebagai salah satu bahan dasar utama, karena dianggap dapat menekan biaya produksi.

Telur busuk yang digunakannya itu didapat dari rekannya yang berasal dari daerah Probolinggo, dengan harga cukup miring.

"Berdasarkan keterangan IS, telur-telur busuk itu diperoleh dari seseorang yang berinisial S dari Probolinggo dengan harga Rp 300 per butir yang dikirim setiap seminggu dua kali dengan jumlah sekitar 3.000 hingga 5.000 butir sekali kirim," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jatim Kombes Pitra Andrias Ratulangi seperti dilansir dari Antara News.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com