KOMPAS.com- Burung kacer seharga Rp150 juta milik Rendy Lesmana hilang di bagasi Garuda Indonesia pada Selasa (17/12/2019).
Rendy yang saat itu usai terbang dari Jakarta ke Pontianak terkejut saat mengecek antrean bagasi. Ia mendapati burung kacernya raib.
Rendy juga menemukan sangkar dalam kondisi rusak. Berikut fakta-fakta perjalanan kasus hilangnya burung kacer di bagasi Garuda Indonesia yang dirangkum Kompas.com:
Baca juga: Hilangnya Burung Kacer di Bagasi Garuda, Seharga Rp 150 Juta hingga Tempuh Jalur Hukum
Usai mengetahui burung kacer miliknya raib, Rendy segera melapor pada manajemen Garuda Indonesia dan pihak kepolisian.
Saat itu, Rendy bersikukuh menempuh jalur hukum setelah mediasi yang digelar oleh pihak maskapai tidak menemukan titik temu.
Mediasi digelar di polsek Bandara Internasional Supadio, Pontianak.
Station Manager Garuda Indonesia Isman Kamanjaya membenarkan adanya mediasi sesaat setelah peristiwa hilangnya burung kacer milik Rendy.
"Kesepakatan dalam mediasi tidak tercapai. Kesepakatan yang diambil setelah tidak terjadi kesepakatan kekeluargaan, Pak Rendy akan menempuh jalur hukum. Itu saja, terima kasih," kata Isman saat itu.
Baca juga: 5 Kasus Kehilangan Bagasi di Pesawat, Burung Kacer Rp 150 Juta hingga Perhiasan Ratusan Juta
Kurang lebih tiga pekan setelah kejadian hilangnya burung kacer, pihak maskapai Garuda Indonesia dan pemilik mengaku telah menyelesaikan persoalan tersebut secara damai.
Garuda Indonesia mengaku lalai dalam menyusun barang di bagasi hingga sangkar rusak dan burung kacer terlepas.
Sementara Rendy selaku pemilik mendapatkan kompensasi. Meski demikian General Manager Garuda Pontianak, Jerry Widjanarko tidak menyebutkan besaran kompansasi yang diterima Rendy.
"(Kami akui) ada kesalahan dari kita. (Jadi) sebagai bentuk tanggung jawab, sesuai kesepakatan, kami beri kompensasi," katanya.
Sementara, Rendy berniat menyumbangkan uang kompensasi yang ia terima ke panti asuhan atas nama kicau mania seluruh Indonesia.