Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-banjir Bandang Lebak, Jembatan Putus, Warga Hilir Mudik Pakai 2 Perahu Karet

Kompas.com - 06/01/2020, 13:54 WIB
Aprillia Ika

Editor

Sumber KompasTV

KOMPAS.com - Pasca-banjir bandang yang menerjang Lebak, Banten, pada 1 Januari 2020, sejumlah jembatan di wilayah ini ambrol atau pun putus. Akibatnya, sejumlah desa pun terisolir.

Pantauan KompasTV di Kecamatan Sajiran pada Senin (6/1/2020) siang, sebuah jembatan yang menjadi penghubung antarkecamatan, yakni Kecamatan Sajiran, Kecamatan Subang, Kecamatan Muncang, hingga Kecamatan Gunung Kencana, ambrol.

Tampak besi jembatan yang berdiri sekitar 10 meter dari permukaan sungai Ciberang dengan kedalaman 6-8 meter sampai bengkok terkena dampak banjir.

Di jembatan juga banyak sisa sampah kayu dari pegunungan Halimun Salak, yang terbawa banjir.

Baca juga: Fakta Pasca-banjir Bandang di Lebak, Akibat Penambangan Ilegal hingga 19 Bangunan Sekolah Rusak

Data yang dihimpun KompasTV menyebutkan, jembatan di Kecamatan Sajiran ini merupakan satu dari 28 jembatan di Lebak, Banten yang putus atau ambrol.

Di Kecamatan Sajiran sendiri, kendaraan harus memutar dengan jarak tempuh 1 jam. Sementara warga dan relawan menggunakan dua perahu karet untuk lalu lalang serta memberikan bantuan.

Saat ini memang perahu karet untuk penyeberangan ini masih kurang, sebab hanya ada dua yang beroperasi. Sehingga, satu perahu karet yang kapasitasnya 6 orang diisi hingga 12 orang.

Salah satu relawan Dompet Dhuafa, Bojek mengatakan, banyak warga yang enggan menggunakan pelampung karena ingin cepat sampai dan merasa aman.

Sementara untuk menyeberang sungai tersebut dibutuhkan waktu sekitar lima menit dengan kondisi arus yang deras.

Baca juga: Korban Banjir Bandang Lebak Bakal Dapat Uang Sewa Rumah Rp 500 Ribu

"Sekali naik maksimal 6 orang, karena kondisi bencana bisa sampai 10-12 orang. Kalau kondisi penumpang terlalu banyak, kami akan ingatkan takutnya tidak memadai perahunya," kata Bojek dalam siaran live KompasTV, Senin (6/1/2020).

"Kami tawarkan pelampung, tapi ada beberapa warga yang enggan menggunakan karena merasa aman, mereka ingin lebih cepat naik menyeberang tidak mau ribet pakai alat penyelamatan diri," lanjutnya.

Salah satu ketua RT di Sajira Barat, Arhani, mengatakan jembatan di Sungai Ciberang yang jebol merupakan kembatan penghubung yang penting. Sebab selain mengkoneksikan desa, juga mengkoneksikan sejumlah kecamatan di Lebak.

"Ini jembatan yang penting," katanya saat ditemui di lokasi penyeberangan di Sungai Ciberang, di Kecamatan Sajiran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KompasTV
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com