Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya 77 Jenis Ular Berbisa, Indonesia Darurat Anti Bisa

Kompas.com - 05/01/2020, 14:29 WIB
Andi Hartik,
Khairina

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Indonesia memiliki banyak jenis ular, terutama ular yang berbisa. Namun, keberadaan berbagai jenis ular tersebut tidak diiringi dengan serum anti bisa ular yang memadai.

Peneliti di NK Research Universitas Brawijaya (UB) yang konsen terhadap herpetofauna, Ahmad Muammar Kadafi menyampaikan, terdapat 77 jenis ular berbisa di Indonesia.

"Kalau dari literatur, ada 77 ular berbisa," katanya dalam acara Bincang Ular oleh Klaras Edukasi di Kota Malang, Minggu (5/1/2020).

Baca juga: Ular Piton Sepanjang 4 Meter Jatuh dari Atap dan Masuk ke Bak Mandi Rumah Warga di Surabaya

Secara umum, ular-ular tersebut memiliki dua jenis bisa. Yakni neurotoksin yang biasanya dimiliki oleh ular weling dan ular king kobra serta hemotoksin yang biasanya dikeluarkan oleh ular tanah dan ular hijau berekor merah.

Meski begitu, setiap jenis ular memiliki karakter bisa masing-masing. Kadar yang dikeluarkan saat menggigit juga berbeda.

Sementara, sampai saat ini Indonesia hanya memiliki dua jenis serum anti bisa ular. Serum anti bisa ular itu digunakan untuk berbagai jenis ular atau polivalen.

"Sekarang Indonesia kayaknya sudah pada posisi benar-benar wajib untuk melakukan beberapa hal terkait pembuatan anti venom," katanya.

Ketua Reptile Addict Malang (RAM), Hafid Andrian mengatakan, pemerintah harus menaruh perhatian terhadap bahaya bisa ular. Sebab, ular sering bersentuhan langsung dengan warga.

"Anti bisa itu sangat berguna. Ular kan di lingkungan banyak sekali. Dan masyarakat tidak tahu mana yang berbisa dan tidak," jelasnya.

Baca juga: Ular King Kobra 2,5 Meter Hebohkan Warga Sekampung, Evakuasi Butuh 2 Jam

Hafid mengatakan, serum anti bisa ular harus monovalen. Artinya, satu anti bisa untuk satu jenis ular. Hal ini untuk memastikan efektivitas pengobatan ketika terjadi kasus gigitan ular.

"Jadi harus punya satu anti bisa untuk satu jenis ular. Misalnya weling, anti bisa khusus untuk weling," jelasnya.

Bagi yang memelihara ular berbisa, pihaknya meminta supaya tidak memegangnya secara langsung. Selama ini, ular yang memiliki bisa hanya dijadikan display. Tidak dipegang seperti ular yang tidak berbisa.

"Kalau di komunitas, kita sarankan tidak free handle. Jadi hanya dibuat display. Tidak dipegang-pegang," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com