KOMPAS.com- Banjir bandang menerjang lima kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (1/1/2020).
Berdasarkan data terkini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), delapan warga tewas dalam peristiwa tersebut.
Berikut fakta-fakta banjir bandang di Lebak, Banten yang dihimpun oleh Kompas.com:
Baca juga: Lebak Darurat Banjir...
Tingginya aktivitas penambangan di kawasan taman Nasional Gunung Halimun Salah (TNGHS) disinyalir menjadi salah satu penyebab banjir bandang Lebak.
TNGHS mencatat, terdapat 10 blok penambangan emas tanpa izin (PETI) pada pertengahan 2019.
Blok PETI tersebar di tiga kabupaten, yaitu Lebak, Bogor dan Sukabumi.
Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan banjir bandang terjadi karena longsoran material sisa aktivitas tambang bercampur dengan luapan air Sungai Ciberang.
"Laporan dari Polda Banten, penyebab utama selain hujan lebat di hulu sungai TNGHS, adalah sejumlah lubang (sisa aktivitas tambang) yang ditinggalkan ambrol, longsor dan membawa bantuan lumpur, inilah yang menyapu sepanjang daerah Sungai Ciberang," katanya.
Delapan orang warga tewas akibat terjangan banjir bandang di Lebak, satu di antaranya masih dalam proses pencarian.
"Laporan sementara dari bupati, terdapat delapan orang meninggal, (penyebabnya) enam tertimbun dan dua hanyut," kata Doni.
Adapun identitas korban yakni Diva (8), Tini (40), Tiong (12), Enon (4), Fahmi (3), Encih (30) dan Encih (50). Satu korban yang masih dicari adalah Rizki (7).
Sedangkan korban selamat yang terdampak banjir diungsikan di sejumlah posko di lima kecamatan.
Baca juga: Update BNPB: 46 Orang Tewas akibat Banjir di Jakarta dan Lebak