Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Kedaulatan Wilayah, TNI Siaga Tempur di Natuna

Kompas.com - 04/01/2020, 15:40 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Maraknya pelanggaran Kapal Ikan Asing (KIA) yang masuk di wilayah perairan Natuna, Kepulauan Riau menjadi perhatian serius pemerintah.

Menyikapi kondisi itu, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksdya TNI Yudo Margono mengaku telah menyiapkan operasi siaga tempur di wilayah Natuna Utara.

Hal itu dilakukan untuk pengendalian wilayah laut, khususnya di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) laut Natuna Utara.

"Operasi ini merupakan salah satu dari 18 operasi yang akan dilaksanakan Kogabwilhan I di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (3/1/2020).

Baca juga: TNI Gelar Rapat Tertutup untuk Operasi Pengamanan Natuna

Dalam persiapan operasi siaga tempur di wilayah Natuna itu, pihaknya telah menyiapkan 600 personel TNI dan sejumlah alutsista. Seperti tiga KRI, satu pesawat intai dan satu pesawat Boeing TNI AU.

"Ada tambahan lain dan masih dalam perjalanan menuju Natuna, yakni dua KRI," terangnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, KIA yang melakukan pencurian ikan di perairan Natuna merupakan ancaman serius, karena menyangkut persoalan kedaulatan NKRI.

Karena itu, TNI tidak akan tinggal diam dalam menyikapi persoalan tersebut. Operasi siaga tempur akan dilakukan secara menyeluruh baik laut, udara, dan darat.

"Dan itu perbuatan yang sangat mengancam kedaulatan Indonesia. Untuk itu, TNI wajib melakukan penindakan hukum terhadap pelanggar asing yang telah memasuki wilayah dan kegiatan ilegal berupa penangkapan ikan tanpa izin di Indonesia," kata Yudo, Sabtu (4/1/2020).

Namun demikian, operasi siaga tempur yang dilakukan di wilayah perbatasan itu tetap akan mematuhi aturan hukum yang berlaku. Baik hukum internasional, maupun nasional.

Sebelumnya, Ketua Nelayan Kabupaten Natuna, Herman mengaku seringkali melihat kapal asing menerobos perairan Natuna.

Kapal ikan asing yang sering melakukan pelanggaran itu rerata berasal dari Vietnam dan China.

Dari pengamatannya, kapal asing itu masuk melalui titik koordinat 108 hingga 109.

“Rata-rata KIA asal Vietnam dan China, masuknya ke sana (titik koordinat 108 hingga 109 atau sebelah utara hingga timur pulau Laut),” kata Herman kepada Kompas.com melalui telepon, Selasa (31/12/2019).

Penulis : Kontributor Batam, Hadi Maulana | Editor : Aprillia Ika, Farid Assifa, Teuku Muhammad Valdy Arief

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com