Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Deras dan Angin Kencang, Ratusan Rumah Rusak di Probolinggo

Kompas.com - 04/01/2020, 15:39 WIB
Ahmad Faisol,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Tiga hari pertama di 2020 ini, Kabupaten Probolinggo diterjang puting beliung dan hujan deras. Akibatnya, ratusan rumah dan bangunan sekolah rusak.

Akibat puting beliung yang terjadi Jumat (3/1/2010), salah satu rumah warga di Desa Sentong, Kecamatan Krejengan, roboh.

Rumah yang diketahui milik pasangan suami istri (pasutri) Heru (65) dan Arni (60) itu rata dengan tanah. Sejumlah perabotan rumah tangga juga rusak parah.

Robohnya rumah dengan luas 7,5 meter dan lebar 5,5 meter itu membuat pemilik rumah mengungsi. Mereka tinggal di tenda darurat di belakang rumah anaknya, tak jauh dari bekas bangunan rumahnya.

“Kami ngungsi di belakang rumah anak saya, yang awalnya dijadikan lapak untuk jual makanaan. Barang yang tersisa hanya pakaian serta bantal saja," kata Heru Sabtu (4/1/2020).

Baca juga: Belasan Tenda Pernikahan di Kulon Progo Porak Poranda Diterjang Puting Beliung

“Rumah kami berdinding anyaman bambu. Ketika melihat pusaran angin, saya langsung menarik istri saya keluar rumah. Awalnya cuma hujan biasa, tapi ketika menjelang azan maghrib, cuacanya makin memburuk. Rumah roboh,” tambah Heru.

Lanjut Heru, untuk barang dan peralatan rumah lainnya pun sudah tidak bisa dipakai lagi. Bahkan, tidak satupun warga terdampak bencana alam yang mendapat bantuan, baik dari pemerintah daerah maupun instansi lain hingga saat ini.

Kepala Pelaksana BPBD Anggit Hermanuadi mengatakan, sejauh ini laporan yang dia terima wilayah yang terdampak di 8 desa tersebar di 4 kecamatan yang mengakibatkan rumah dan fasum rusak, sedangkan yang terdampak cuaca ekstrem 6 kecamatan dan 13 desa.

"Dampak puting beliung dan hujan deras sebanyak 204 rumah, dengan rincian 201 rusak ringan dan 3 rusak berat. Fasum yang rusak antara lain 1 bangunan masjid dan 4 bangunan sekolah," kata Anggit via pesan singkat.

"Data ini bisa berkembang sesuai hasil assessment yang hingga saat ini dilakukan oleh petugas dan laporan dari masyarakat serta pemerintah setempat," sambungnya.

Baca juga: Bencana di Akhir Tahun, Jalan Amblas hingga Tiga Rumah Roboh Kena Angin Puting Beliung

Menurut dia, kerusakan bangunan ditimbulkan akibat tertimpa pohoh yang tumbang karena angin kencang.

Anggit menambahkan, bantuan yang diberikan untuk penanganan darurat sementara antara lain terpal atau tenda gulung, makanan siap saji, lauk pauk, tambahan gizi, kebutuhan keluarga, kebutuhan anak, dan kebutuhan dapur, yang didistribusikan sesuai kebutuhan dan korban terdampak.

"Hingga saat ini proses pembersihan masih dilakukan di beberapa tempat oleh sejumlah instansi," ujarnya.

Atap gedung TK ambruk

Pada Rabu (1/1/2020) lalu, hujan lebat yang disertai angin kencang sepanjang mengakibatkan atap gedung taman kanak-kanak (TK) PKK Pertiwi, di Desa Kotaanyat, Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo ambruk.

Beruntung ambruknya atap yang terjadi pada malam hari hingga tidak menimbulkan korban jiwa.

“Saya harap warga menghindari bangunan atau pepohonan yang berpotensi mudah roboh. Kalau untuk TK di Kotaanyar, itu atapnya yang ambruk,” kata Anggit.

Kepala TK PKK Pertiwi Namiasih Tresnowati mengatakan, bangunan TK berdiri sejak tahun 1978. Peserta didik sudah kembali masuk ke sekolah pada Senin (6/1/2020).

“Sekarang masih libur dulu, meskipun hanya satu atap saja yang ambruk tapi kelas sebelah atapnya juga sangat mengkhawatirkan. Sebagai tempat sementara, nanti akan meminjam kelas ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) I Kotaanyar, yang jaraknya berdekatan dengan," jelas Namiasih. K18-11

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com