Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Teror Flu Babi Afrika Masuk Bali, Potensi Kerugian Capai Rp 800 Miliar

Kompas.com - 28/12/2019, 08:47 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Kasus flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) membuat pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali khawatir.

Sebab, potensi kerugian secara ekonomi cukup tinggi jika virus demam babi afrika ini masuk ke Bali.

Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan (Keswan) Bali I Wayan Mardiana menyebut Bali merupakan salah satu daerah dengan jumlah ternak terbanyak di Indonesia.

Total keseluruhan populasi babi di Bali mencapai 890.000 ekor dengan jumlah peternak 309 orang.

Mardiana menyebut, jika flu babi Afrika ini masuk ke Bali maka berpotensi menjangkiti setengah dari populasi babi.

Angkanya jika dirupiahkan mencapai Rp 800 miliar. Hal tersebut dengan asumsi satu babi berharga Rp 2 juta.

Baca juga: Viral Mentan Sebut Kasus Babi Mati Terkait Demam Babi Afrika, Ini Kata Gubernur Edy

Kerugian budaya

Selain kerugian ekonomi, dampak lain yang dikhawatirkan adalah kerugian secara budaya.

Sebab menurutnya, beternak babi di Bali bukan hanya untuk mata pencaharian tapi juga untuk melestarikan budaya.

"Kerugian sistemik juga karena berdampak pada budaya. Karena beternak bukan saja jadi mata pencaharian tapi melestarikan budaya," kata Mardiana di Denpasar, Jumat (27/12/2019).


Mardiana menjelaskan, langkah-langkah yang diambil pihaknya termasuk di antaranya melarang produk-produk daging babi dan turunannya dari luar masuk ke Bali.

Larangan tersebut dilakukan sejak awal Desember.

"Kita sudah deklarasi melarang semua produk daging babi dari luar negeri," katanya.

Baca juga: Makanan Sisa dari Pesawat di Bali Dimusnahkan untuk Cegah Wabah Flu Babi Afrika

Larang babi impor masuk Bali

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bali I Wayan Mardiana, Jumat (27/12/2019).KOMPAS.com/IMAM ROSIDIN Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bali I Wayan Mardiana, Jumat (27/12/2019).
Larangan tersebut terutama beberapa negara yang terinfeksi seperti dari China.

Kebijakan tersebut untuk mengantisipasi masuknya ASF ke Bali.

Meski melarang produk babi masuk Bali, Mardiana mengaku kebutuhan konsumsi babi di Bali masih aman.

Ia menyebut bahkan Bali telah swasembada atau surplus daging babi yang angkanya mencapai 400 ton per tahun.

Sebagaimana diketahui, selain melarang daging babi masuk Bali, Dinas Peternakan dan Keswan juga sudah mengantisipasi ASF dengan sejumlah langkah.

Di antaranya adalah melarang peternak menggunakan pakan sisa limbah dari pesawat terbang di Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Kemudian, memetakan 25 titik rawan wilayah dengan risiko tinggi ASF.

Baca juga: 30.000 Babi di Sumut Mati Akibat Demam Babi Afrika, Bisakah Menular pada Manusia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com