Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Kolera, Alasan Camat Hamparan Perak Tertibkan Peternak Babi

Kompas.com - 24/12/2019, 22:04 WIB
Dewantoro,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Sebanyak 30.000 ekor babi mati di 16 kabupaten/kota di Sumatera Utara, karena virus hog cholera atau kolera babi.

Dari 16 kabupaten, Deli Serdang merupakan yang tertinggi kematian babi mencapai 7000 ekor.

Mengantisipasi hal tersebut, Camat Hamparan Perak Amos Karo-karo menertibkan para peternak babi di Desa Tandem Hilir 1 dan Tandem Hulu 2.

Menurut dia, hanya dua kecamatan di Deli Serdang yang diperbolehkan untuk peternakan babi, yakni Kecamatan Sibiru-biru dan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hilir.

Baca juga: Viral Mentan Sebut Kasus Babi Mati Terkait Demam Babi Afrika, Ini Kata Gubernur Edy

Selain sosialisasi terkait kolera babi, pihaknya juga melakukan pendataan dan pengecekan kesehatan hewan tersebut secara rutin di dua kecamatan tersebut.

Pasalnya, kata dia, pernah ditemukan adanya kasus kematian babi disalah satu kandang milik warga.

"Berkaca adanya kematian babi karena virus hog cholera, makanya kami datang ingin memastikan tidak ada lalu lintas ternak ke dalam maupun keluar," katanya, Selasa (24/12/2019).

Baca juga: 30.000 Babi Mati di Sumut karena Virus, Lalu Lintas Ternak Dilarang

Karena itu, dalam waktu dekat pihaknya mulai gencar menertibkan peternak babi di Hamparan Perak.

"Kita sempat mendapatkan perlawanan dari sejumlah orang saat mengecek kondisi kandang babi. Karena kondisi belum kondusif, kita tunda besok dengan melibatkan tim terpadu dari unsur TNI/Polri," katanya.

Dia mengaku, sebelum ditemukannya virus hog cholera dan African Seine Fever (ASF) pihaknya telah gencar melakukan penertiban sejak tahun 2016.

"Jadi penertiban ini sudah yang ke tujuh kali sejak 2016. Di masa saya ini saja dua kali, sebelumnya juga sudah dilakukan. Nah, di tahun 2019 ini, kita persuasif, tapi mendapat perlawanan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com