Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surabaya Ingin Adopsi Pengelolaan Air Bersih seperti di Singapura, tetapi...

Kompas.com - 24/12/2019, 12:59 WIB
Ghinan Salman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kecanggihan Singapura dalam menerapkan manajemen pengelolaan air ingin diadopsi Surabaya.

Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Surabaya, Mujiaman mengakui memiliki keinginan untuk mengolah air limbah maupun air laut menjadi air bersih, seperti yang dilakukan Singapura selama ini.

"Prinsipnya sama saja, secara ilmu mau air apa saja bisa diolah. Kami sendiri bisa mengolah air seperti itu, dari comberan pun bisa jadi murni. Tapi yang penting, maunya rakyat Surabaya seperti apa," kata Mujiaman dihubungi, Senin (23/12/2019).

Menurut dia, PDAM Surya Sembada Surabaya memiliki visi sebagai perusahan air modern dengan kualitas air yang modern pula, serta fungsi pelayanan termutakhir.

"Itu yang kita angan-angankan. Dan kita sedang persiapkan menuju ke sana," ujar dia.

Baca juga: Ibu Bayi Penderita Hydrocephalus Jadi Tamu Istimewa Peringatan Hari Ibu di Surabaya

Suplai air di Surabaya, lanjutnya, 100 persen dari Sungai Brantas. Namun, untuk air siap minum baru ada di wilayah Ngagel Tirto, Surabaya.

Saat ini, Mujiaman mengaku akan mengembangkan air siap minum di semua fasikitas umum secara bertahap. Tetapi, keinginan itu juga terbentur biaya yang cukup besar.

"Air minum di tempat-tempat pelanggan, memang menjadi keinginan kita. Tapi untuk seluruh kota itu membutuhkan biaya yang cukup besar, kami memerlukan paling tidak Rp 1,8 triliun, yang kita belum tahu dari mana itu," ujar dia.

Manajemen pengelolaan air di Singapura, kata Mujiaman, memang menjadi standar kebutuhan warga dalam memperoleh air bersih.

Baca juga: Stunting di Surabaya 15.000, Pemkot Bentuk Satgas Stunting

Suntikan dana pemerintah

Namun, yang menjadi perbedaan adalah di Singapura perusahaan air minum mendapatkan suntikan dana dari pemerintah.

Sedangkan di Surabaya, PDAM yang memberikan dana ke pemerintah kota.

"Jadi kalau kami sendiri tidak mungkin, yang penting masyarakat bisa mendukung dan memberi jalan keluar, masyarakat bisa lewat pemkot," terang dia.

Ia menambakan, sudah 10 tahun lebih PDAM Surya Sembada Surabaya tidak mendapatkan bantuan dari pemkot.

Baca juga: 4 Sungai di Surabaya Dikembangkan Jadi Transportasi Air, Apa Saja?

"Tahub 2019 ini, kita menyetorkan uang Rp 132 miliar. Jadi, sudah 10 tahun lebih pemkot tidak memberikan, justru kita yang selalu memberikan ke pemkot," imbuh dia.

Sekedar diketahui, untuk memenuhi pasokan air lebih dari 2 juta debit air per hari, Singapura memiliki empat cara untuk memperoleh air bersih, yang disebut Four National Taps atau Empat Keran Nasional.

Pertama, ada resapan air lokal; kedua, impor dari Malaysia; ketiga, daur ulang dengan NEWater; keempat, desalinasi atau pengelolaan air laut yang memiliki kadar garam diolah menjadi air bersih atau air tawar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com