Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stop Ketergantungan Impor Garam, Pemurnian Garam Bakal Diperbanyak

Kompas.com - 20/12/2019, 17:42 WIB
Hamzah Arfah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Masih tingginya ketergantungan Indonesia akan garam impor, membuat para pemangku kebijakan bakal mendirikan banyak pilot project pemurnian garam di sentra penghasil garam yang ada di Indonesia. Dengan proyek ini sudah diawali di pabrik PT Garam (Persero) yang ada di Gresik, Jawa Timur. 

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) yang juga Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro, bahkan optimistis ketergantungan Indonesia akan garam impor di Indonesia bakal segera berakhir seiring makin banyaknya tempat pemurnian yang nantinya dibangun di sentra penghasil garam.

"Rencananya, PT Garam akan menambah atau memperbanyak mesin atau pabrik seperti ini di Indonesia, termasuk di Jawa Timur sendiri," ujar Bambang di sela agenda komisioning pilot project garam industri terintegrasi di pabrik PT Garam Gresik, Jumat (20/12/2019).

Baca juga: Ini Cara Pemerintah agar Tak Lagi Impor Garam

Ia menjelaskan, sejauh ini pemenuhan akan kebutuhan garam industri di Indonesia baru dapat dicukupi oleh PT Garam, lantaran kadar natrium chloride (NaCl) antara garam yang dihasilkan oleh para petani dengan yang dibutuhkan oleh industri berbeda.

Adapun untuk garam yang dihasilkan oleh para petani di Indonesia, sejauh ini rata-rata menghasilkan kadar NaCl berkisar 88 persen. Sementara kebutuhan garam untuk industri,  dikatakan mencapai hingga 97 persen.

"Selama ini bisa dikatakan kebutuhan garam industri dengan NaCl tinggi itu hanya bisa dipenuhi oleh PT Garam, padahal PT Garam lahannya cuma 5 ribu hektar. Sementara masyarakat yang lahannya jauh lebih besar, kesulitan bisa menjual," ucap dia.

"Kalaupun mereka menjual harganya murah, karena NaCl-nya rendah. Sehingga keberadaan pabrik seperti ini akan bisa menutupi, antara kebutuhan pasar dengan supplay dari masyarakat," jelasnya.

Baca juga: Tabur Garam untuk Cegah Ular Masuk Rumah Hanya Mitos, Ini Cara yang Benar

Pemurnian garam

Untuk saat ini, kapasitas pemurnian garam yang bisa dilakukan di pabrik PT Garam yang ada di Gresik baru sekitar 40 ribu ton per tahun. Sementara kebutuhan impor garam untuk industri, masih berkisar 2,7 juta ton per tahun.

"Pabrik tidak hanya di sini, tapi tempat lain di Indonesia. Rencananya yang pasti, di Madura pasti ada, termasuk di Nusa Tenggara (NTT), serta di daerah-daerah yang (tempat) sentra garam," kata dia.

Bambang berharap, dengan semakin banyaknya pabrik pemurnian yang bakal didirikan nantinya, selain bakal mampu menghentikan impor garam juga membantu kesejahteraan para petani garam yang ada di Indonesia.

"Siap dikonsumsi oleh rumah tangga maupun industri, sehingga di satu sisi masyarakat terbantu karena garam bisa diserap PT Garam dengan harga lebih baik. Kedua atau yang lebih penting adalah, kebutuhan impor yang selama ini sangat besar bisa mulai digantikan oleh garam yang dihasilkan oleh mesin atau pabrik seperti ini," tutur Bambang. 

Sementara Direktur Utama PT Garam (Persero) Budi Sasongko mengatakan, dengan semakin banyak tempat pemurnian yang didirikan, dirinya cukup optimistis pada 2020 Indonesia sudah tidak akan lagi impor garam.

Baca juga: BPBD Kalbar Semai 1,6 Ton Garam di Udara untuk Ciptakan Hujan Buatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com