KOMPAS.com - Rumah Sakit Jiwa Jawa Barat menangani 100 pasien kecanduan game sepanjang Januari hingga November 2019. Rata-rata setiap bulan ada 10 pasien yang ditangani.
Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa dan Remaja Rumah Sakit Jiwa Jawa Barat, Lina Budianti kepada Kompas.com, Rabu (18/12/2019) mengatakan pasien yang ditangani rata-rata berusia remaja antara 15-17 tahun. Bahkan ada satu pasien yang masih berusia 3,5 tahun.
Baca juga: Pasien Kecanduan Game di RSJ Jabar Terus Bertambah
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com pada 29 November 2019, psikiater Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, Ade Kurnia Surawijaya mengatakan kecanduan game atau gawai bisa mengganggu fungsi personal seperti mengganggu belajar, pekerjaan, dan aktivitas umum lainnya.
"Kecemasan yang dimaksud kalau dia nggak pakai gawai, dia cari, apalagi kalau gawainya hilang, ketinggalan dan dia akan cari-cari. Atau bisa sampai keringat dingin, jantung berdebar, nafas lebih cepat, bisa sampai serangan panik," kata Ade, Jumat (29/11/2019).
Ia mengatakan pasien kecanduan game online butuh konseling bila telah lupa waktu, sulit konsentrasi, dan antisosial.
Baca juga: Kecemasan Berlebihan Bisa Jadi Dampak Awal Kecanduan Game
Berikut 5 kasus kecanduan game di beberapa wilayah di Tanah Air:
Setiap hari, AN baru tidur jam 5 pagi dan bangun jam 4 sore. Sementara sore sampai jelang fajar, AN sibuk bermain game online.
Sayem (65) sang nenek mengaku tak bisa berbuat banyak. Sang suami, Mariman (70) juga tak pernah melarang cucunya main ponsel hingga pagi hari.
Bahkan Sayem mengaku harus mengeluarkan uang Rp 27.000 setiap hari untuk membeli pulsa.
“Saya kerja membuat lempeng. Meski tak seberapa hasilnya, uang itulah yang saya pakai untuk beli pulsa setiap hari untuk main game online cucu saya. Saya yang belikan wong dia tidak mau keluar kamar,” ucapnya.
Ia bercerita AN dirawat olehnya karena orangtuanya merantau ke Kalimantan untuk berjualan bakso.
AN sendiri sudah 5 tahun terakhir tak pernah bertemu dengan orangtuanya.
Baca juga: Siswa SD Kecanduan Game Online hingga 4 Bulan Bolos Sekolah, Nenek: Bangunnya Sore, Tidur Subuh
Kepada polisi, FP mengaku butuh uang Rp 180.000 untuk memperbaiki laptopnya yang rusak. Bagi FP, laptopnya merupakan alat untuk mendapatkan uang dari bermain game online.