Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meninggal Saat Isi e-Rapor, Guru SMP di Garut Dapat Penghargaan Anumerta dan Kenaikan Pangkat

Kompas.com - 17/12/2019, 14:08 WIB
Ari Maulana Karang,
Khairina

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Garut akan memberikan penghargaan anumerta dan kenaikan pangkat satu tingkat kepada Yusuf, Wakil Kepala Sekolah SMPN 2 Pangatikan yang meninggal pada Senin (16/12/2019) di sekolahnya saat bertugas mengisi e-Rapor.

“Kita akan ajukan penghargaan anumerta dan kenaikan pangkat satu tingkat bagi Almarhum, karena meninggal saat melaksanakan tugas,” jelas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong, Selasa (17/12/2019) saat ditemui usai menjenguk keluarga almarhum di Kampung Cikole Desa Wanasari Kecamatan Wanaraja.

Totong mengaku, telah melaporkan kejadian tersebut kepada Bupati dan Wakil Bupati Garut hingga akhirnya diusulkan untuk mendapatkan penghargaan.

Baca juga: Isi e-Rapor Saat Sakit, Guru SMP Garut Meninggal di Sekolah

Penghargaan ini, menurutnya, sangat memungkinkan setelah dikonsultasikan dengan Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Kabupaten Garut.

Totong melihat, almarhum Yusuf adalah teladan bagi guru-guru lainnya. Sebab, dirinya membuktikan memiliki tanggung jawab sebagai seorang guru dan wakil kepala sekolah.

Meski dalam kondisi sakit, dirinya tetap melaksanakan tugasnya di sekolah.

“Almarhum harus jadi teladan bagi guru-guru lain, di masyarakat (di rumahnya) almarhum juga dikenal sebagai Ketua DKM masjid, jadi tokoh masyarakat juga,” katanya.

Totong menuturkan, Yusuf pernah ditawari untuk mengisi jabatan kepala sekolah di sekolah lain.

Namun, ia menolak jabatan tersebut dan lebih memilih mengabdikan diri di SMPN 2 Pangatikan yang sejak awal dirintisnya dari SMP satu atap hingga jadi SMPN 2 Pangatikan.  

Ditemui di tempat yang sama, Kepala SMPN 2 Pangatikan Juhanda mengakui, almarhum Yusuf memang memiliki dedikasi besar pada tugasnya sebagai seorang guru.

Yusuf selama di sekolah menjadi panutan bagi guru-guru lainnya.

“Almarhum rajin shodaqoh, rajin jadi memang layak jadi teladan bagi para guru lainnya,” jelas Juhanda.

Baca juga: 12.000 Guru Gelar Apel Akbar, Sepakat UN Dihapus

Juhanda menceritakan, Yusuf adalah perintis SMPN 2 Pangatikan hingga bisa berdiri menjadi sekolah mandiri. Yusuf orang yang pertama kali menempati ruang kepala sekolah dan hingga akhir hayatnya meninggal di ruang kepala sekolah.

“Almarhum meninggal di atas pangkuan operator dari SMPN 1 Pangatikan yang membantunya mengisi E-Rapor di ruang kerjanya sendiri,” katanya.

Menurut Juhanda, pihak sekolah tentu sangat merasa kehilangan sosok Yusuf yang selama ini mengabdikan diri di sekolahnya.

Sepeninggal Yusuf pun, saat ini SMPN 2 Pangatikan hanya menyisakan satu orang guru PNS yang merangkap sebagai kepala sekolah.

Sementara, 12 guru lainnya masih berstatus guru honorer. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com