Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Juri Desain Ibu Kota, Ini Kriteria Penilaian ala Ridwan Kamil

Kompas.com - 13/12/2019, 10:26 WIB
Dendi Ramdhani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil jadi satu dari 13 juri sayembara desain ibu kota.

Penjurian tahap pertama pun telah dilakukan terhadap 257 desain usulan di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kamis (12/12/2019) malam.

Emil mengaku cukup kesulitan memberikan penilaian terhadap 257 usulan desain tersebut. Ia pun mengakui proses penilaian cukup melelahkan.

Baca juga: DPRD Kota Bekasi Tetap Sahkan Anggaran Kartu Sehat di 2020 untuk Dievaluasi Ridwan Kamil

"Sangat melelahkan karena 257 peserta dikali empat lembar, per lembar banyak informasi. Tapi, ini tugas negara, harus dijalankan dengan baik," ujar Emil, sapaan akrabnya, dari siaran pers yang diterima Kompas.com.

Secara personal, ia mengaku punya kriteria khusus sebagai indiktor penilaian. Pertama yang harus ada pada desain ibu kota adalah bentuk geometrinya harus bagus.

"Kalau kriteria dari saya ada empat nilai yang harus ada. Pertama, bentuk geometrinya harus bagus, apakah miring, lurus, atau lengkung," kata Emil.

Kedua, lanjut dia, harus monumental, seperti ada alun-alun besar dan jalan utama untuk parade.

Kemudian, yang ketiga harus kontekstual, karena wilayah ibu kota baru ini bersuhu tropis, banyak sungai dan bukit.

"Keempat, sistemnya harus berjalan, artinya kotanya harus workable, orangnya bisa berjalan kaki, kotanya tidak panas, jaraknya berdekatan. Itu kriteria yang saya tetapkan, tapi tiap juri kan beda-beda, ada yang background-nya akademisi, lanskap, insinyur teknik. Kalau saya kombinasi sebagai Gubernur yang paham tata negara dan kota," tutur Emil.

Penunjukannya sebagai juri tak lepas dari latar belakangnya sebagai seorang arsitek. Apalagi, sebelumnya ia pun pernah menjadi arsitek perencanaan kota di beberapa negara.

"Saya adalah satu dari 13 juri yang diminta untuk memberikan penilaian secara profesional, keilmuan, dan kebetulan saya arsitek perencana kota dulunya jadi memahami hal-hal teknis yang harus dimiliki oleh desain kota terbaik," tutur dia.

Dari hasil penilaian tahap pertama, terpilih lima usulan desain. Para arsitek yang masuk lima besar akan kembali memaparkan desain pada 19 Desember 2019. 

Baca juga: Gubernur Kaltim Minta Lahan Ibu Kota Negara Diperluas 180.000 Hektare Lagi untuk Kawasan Hijau

"Dari situ lalu dipilih tiga besar untuk dipresentasikan ke Bapak Presiden. Jadi, Presiden sendiri yang nanti memilih di antara tiga itu, mana yang kira-kira semangatnya dan visi misinya cocok," ungkap Emil.

Pada penjurian tahap pertama ini, Emil dan 12 juri lain memberikan penilaian di mana setiap usulan desain harus memiliki nilai-nilai sustainability, terdapat simbol kenegaraan dan budaya, serta smart city.

"Ini kan ibu kota negara jadi semua nilai itu harus ada," kata Emil.

Selain Emil, juri lain di antaranya Iman S Ernawi, Prof Gunawan Tjahjono, Prof Wiendu Nuryati, dan Nyoman Nuarta.

Para juri akan menyeleksi desain terbaik ibu kota negara yang baru yang akan diumumkan 23 Desember mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com