Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Turki, Risma Paparkan Penutupan Dolly hingga Solusi bagi Korban "Human Trafficking"

Kompas.com - 12/12/2019, 15:05 WIB
Ghinan Salman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pada forum bertajuk 'International Forum of Women in Local Governments' di Ankara, Turki, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini banyak membahas program pemberdayaan perempuan.

Di antaranya, program Pahlawan Ekonomi, penutupan eks lokalisasi Dolly, hingga perdagangan manusia atau human trafficking.

"Pada tahun pertama saya sebagai Wali Kota Surabaya tahun2010 lalu, itu adalah saat yang sulit karena harus menghadapi tantangan besar. Mulai dari banjir, perbaikan lingkungan, infrastruktur, kemiskinan, sampai trafficking," kata Risma di ATO Congresium, Ankara Turki, melalui keterangan tertulis, Kamis (12/12/2019).

Baca juga: Kiprah Marco Kusumawijaya: Tim Anies-Sandiaga, Sindir Risma, hingga Mundur dari TGUPP

Dalam forum yang dihadiri Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan 27 pemimpin perempuan di dunia, politisi, akademisi serta masyarakat dari berbagai kota di Turki ini, Risma menyampaikan cara bagaimana memecahkan masalah trafficking.

Menurut Risma, pemecahan masalah trafficking harus dicari sampai ke akar persoalannya.

Risma pun harus menutup semua tempat prostitusi yang ada di enam lokasi di Surabaya.

Penutupan lokalisasi

Wali kota perempuan pertama di Surabaya itu menyampaikan, hampir tiap bulan, ia harus bekerja dengan pihak kepolisian untuk menangani kasus perdagangan manusia yang melibatkan perempuan dan anak-anak.

"Di situ saya mengambil keputusan serius dan berisiko untuk menutup semua prostitusi satu per satu. Saya menyadari betapa besarnya dampak buruk terhadap kehidupan orang di sekitarnya, terutama pada anak-anak," ujar Risma.

Risma menjelaskan, penutupan eks lokalisasi mulai dilakukan sejak tahun 2012 secara bertahap.

Selain memikirkan proses penutupan, Risma mengaku juga harus memberikan solusi bagi warga terdampak penutupan tersebut, seperti pekerja seks, mucikari, penyanyi karaoke hingga tukang parkir.

"Saya terus berjalan dengan menyiapkan mereka semua untuk dibekali pelatihan keterampilan dan memulai bisnis baru. Mengalihkan pekerjaan mereka dengan usaha yang baru," tuturnya.

Risma yang menjabat Presiden United Cities and Local Government Asia Pasific (UCLG-Aspac) ini memastikan, sekarang enam wilayah eks lokalisasi itu telah berubah.

Wilayah yang sebelumnya menjadi ladang prostitusi, kini disulap menjadi tempat kreatif.

"Sekarang wilayah itu sudah tumbuh menjadi tempat kreatif, di mana banyak bisnis lokal dapat tumbuh. Usahanya macam-macam, ada batik, makanan, dan banyak lagi," kata Risma.

Baca juga: Presiden Erdogan Minta Risma Jadi Pembicara di Turki

Program Pahlawan Ekonomi

Di samping pemberdayaan untuk warga terdampak penutupan eks lokalisasi, Risma juga memiliki program lain untuk menekan angka kemiskinan, yakni dengan cara memberdayakan ibu-ibu rumah tangga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com