Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Banjir di Kampar Mengungsi ke Mushala

Kompas.com - 12/12/2019, 11:18 WIB
Idon Tanjung,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Sejumlah warga terdampak banjir di Desa Gunung Sahilan, Kecamatan Sahilan Darussalam, Kabupaten Kampar, Riau, mengungsi ke mushala.

Salah satu warga, Masrina (28) mengaku sudah tiga hari mengungsi di mushala yang tidak jauh dari rumahnya.

Dia mengungsi bersama dua orang anaknya. Salah satu anaknya masih bayi, berusia sekitar 4 bulan.

Sedangkan, suaminya tidak mengungsi, karena menjaga barang-barang di dalam rumah.

"Kami mengungsi karena banjir sudah sepinggang di dalam rumah. Sudah tiga malam kami tidur di mushala ini," ujar Rina ini saat ditemui Kompas.com, Rabu (11/12/2019).

Baca juga: Cerita Korban Banjir di Kampar, Mengungsi Karena Takut Ular

Dia mengatakan, banjir yang dipicu luapan air Sungai Kampar Kiri, itu terjadi sejak, Minggu  lalu.

Menurut Rina, rumahnya berjarak dekat dengan sungai, sehingga banjir lebih cepat menggenangi tempat tinggalnya dan warga lainnya.

"Saat banjir naik, kami langsung mengungsi. Karena saya ada bayi, makanya cepat mengungsi. Jadi Abang cepat-cepat evakuasi barang di rumah supaya tidak kena banjir," kata Rina.

Dia mengatakan, warga yang mengungsi ke mushala saat ini ada lima kepala keluarga, yang berjumlah sekitar 30 orang.

Pengungsi kebanyakan warga yang mempunyai anak yang masih kecil. Sebab, mereka khawatir anaknya sakit jika terlalu lama bertahan di rumahnya yang dikepung banjir.

"Kami khawatir anak-anak jatuh sakit karena banjir. Bayi saya ini sekarang sudah mulai demam. Tadi sudah saya bawa berobat ke posko kesehatan," sebut Rina.

Warga mengungsi ke mushala dengan membawa kasur, bantal, pakaian, selimut dan tikar sebagai alas.

Namun, warga kesulitan mencuci selimut dan pakaian yang sudah mulai kotor. Sebab, warga sulit mendapat air bersih.

Untuk itu, Rina dan warga lainnya berharap ada bantuan pakaian dan selimut yang bisa digunakan pada malam hari saat suhu sangat dingin.

Selain itu, Rina juga mengaku kebutuhan makanan mulai menipis. Sementara bantuan dari pemerintah belum didapat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com