Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Bromo Longsor Sepanjang 17 Meter, Wisatawan Diminta Waspada

Kompas.com - 06/12/2019, 18:57 WIB
Ahmad Faisol,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo meminta wisatawan yang menuju Gunung Bromo untuk lebih berhati-hati dan waspada. Sebab, jalur ke arah tersebut longsor.

Bahu jalan jalur arah Gunung Bromo mengalami longsor sepanjang 17 meter, tinggi 10 meter, Kamis (5/12/2019) malam.

Tepatnya pada koordinat -7,91358, 113,03242, 1273,9m, 266° Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura.

Baca juga: Per 1 Desember, Masuk Gunung Bromo Harus Booking Online

"Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Pusdalops PB melakukan koordinasi dengan relawan, Tagana dan masyarakat. Sebagai upaya darurat TRC PB menuju lokasi untuk melakukan assessment dan pemasangan yellow line bersama Tagana dan PUPR sebagai tanda peringatan. Diimbau kepada masyarakat atau wisatawan yang melalui jalur tersebut untuk lebih berhati hati dan waspada," kata Kepala Pelaksana BPBD Anggit Hermanuadi, Jumat (6/12/2019).

Diketahui, bahu jalan yang ambrol adalah Tembok Penahan Tebing (TPT) di ruas Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura.

Tim dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) membuat penahan tebing dari karung pasir.

Tujuannya mengarahkan air hujan di jalan supaya tidak memperparah longsoran sepanjang 17 meter dengan ketinggian 10 meter itu.

“Sejak tadi pagi, kami sudah di lokasi untuk memetakan langkah darurat. Setelah usai shalat Jumat dilanjutkan dengan menyusun karung-karung pasir di lokasi,” kata Kabid Bina Marga DPUPR setempat, Asrul Bustami.

Penambahan rambu-rambu menurut Asrul, juga dilakukan untuk memperkuat langkah kedaruratan yang dilakukan oleh BPBD.

Baca juga: Khofifah: Bromo Akan Dilengkapi dengan Cablecar dan Skytrain

 

Pasca TPT program Provincial Road Improvement Maintenance (PRIM) ambrol, petugas TRC BPBD memasang garis kuning.

“Selain itu, juga menambahi rambu-rambu supaya pengendara lebih berhati-hati,” kata Arsul.

TPT diduga tak kuat menahan terusan air sungai pasca-hujan lebat. Sehingga, membuat longsor dan separuh jalan di bawah tugu penanda wisata Agropolitan retak.

Oleh warga sekitar, diberi tanda seadanya, seperti karung berisi pasir dengan ditambah tangkai pohon untuk memperjelas tanda rawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com