Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat Gelar Doktor Honoris Causa dari UNP, Jusuf Kalla: Pendidikan Nasional Masih Hadapi Tantangan

Kompas.com - 05/12/2019, 12:28 WIB
Perdana Putra,
Khairina

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com-Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia HM Jusuf Kalla menerima anugerah doktor honoris causa (DR HC) dari Universitas Negeri Padang (UNP) di bidang penjamin mutu pendidikan.

Penganugerahan itu dilaksanakan dalam Rapat Senat Terbuka Universitas Negeri Padang, Kamis (5/12/2019) di Auditorium UNP.

Dalam pidato ilmiahnya, Jusuf Kalla mengatakan, pendidikan nasional masih menghadapi banyak tantangan, khususnya dalam peningkatan mutu dan menjamin mutu secara berkelanjutan.

"Upaya dalam peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan secara bersama-sama yang melibatkan pemerintah, guru, orangtua murid atau masyarakat secara keseluruhan," kata Jusuf Kalla.

Baca juga: 13 Penerima Doktor Honoris Causa ITB, dari Soekarno, SBY, hingga Hatta Rajasa

Menurut Jusuf Kalla, pendidikan sangat dinamis sehingga perlu ada perubahan-perubahan kurikulum dan sistem sesuai kebutuhan.

Namun, apapun perubahannya tetap sistem perlu cara untuk menguji dan menilai serta sekaligus mendorong anak untuk belajar dengan baik.

"Dunia kita dewasa ini dan di masa depan sangat kompetitif dan sekaligus disruptif. Dalam perkembangan yang tidak selalu kondusif itu, banyak sekali faktor yang bisa mempengaruhi keberhasilan kemajuan pendidikan," kata Jusuf Kalla.

Dikatakan Jusuf Kalla, hanya dengan pendidikan nasional yang bermutu atau berkualitas tinggi dan merata secara nasional, Indonesia dapat mencapai kemajuan.

"Tanpa pendidikan nasional yang bermutu tinggi, kita tidak mampu memiliki Sumber Daya Manusia unggul yang selanjutnya menjadi lokomotif bagi Indonesia yang maju, yang kompetitif di tengah persaingan dunia internasional," jelas Jusuf Kalla.

Baca juga: Dinilai Berjasa di Dunia Pendidikan, JK Akan Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari UNP

Sementara Rektor UNP Prof. Ganefri mengatakan pemberiakan anugerah doktor honoris causa karena Jusuf Kalla dipandang sebagai tokoh penggagas, pejuang dan pengawal mutu pendidikan di Indonesia.

Ganefri mengatakan, Jusuf Kalla sangat serius dalam mendukung impelementasi delapan Standar Nasional Pendidikan.

Kemudian JK juga sangat peduli terhadap pengembangan budaya mutu pendidikan dan peduli terhadap penjaminan mutu pendidikan nasional.

"Pak JK juga berkiprah dalam mengawal Ujian Nasional (UN) sebagai tolok ukur penjaminan dan pemetaan mutu pendidikan nasional dan komitmen beliau dalam memperjuangkan kualitas serta kesejahteraan guru sebagai salah satu instrumen pencapaian mutu pendidikan," kata Ganefri.

Bagi UNP pemberian DR HC merupakan yang kelima. Adapun gelar Doktor Kehormatan sebelumnya yang pernah diberikan adalah kepada Muhammad Syafei, Gamawan Fauzi, Megawati Sukarnoputri dan Dato’ Seri Anwar Ibrahim.

Sementara bagi JK, anugerah kehormatan itu merupakan yang ke-12. Sebelumnya, JK sudah pernah menerimanya dari dalam maupun luar negeri seperti University of Malaya, Malaysia (2007), Soka University, Jepang (2007) dan Rajamangala University of Technology, Thailand pada 2017 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com