Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Dimas, Bocah 12 Tahun dengan Bobot 10 Kg, Berawal dari Sang Ibu yang Jatuh di Kamar Mandi

Kompas.com - 03/12/2019, 11:11 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Setiap orangtua pasti ingin memiliki anak dengan fisik yang sempurna. Namun, ketika musibah datang kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi.

Hal inilah yang saat ini dirasakan Ramelan, warga RT 007 RW 006 Dusun Berokan, Kelurahan Bawen, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.

Pasalnya, anak ketiganya yang bernama Dimas Andre Kurniawan yang saat ini berusia 12 tahun hanya bisa tergolek lemah dengan berat badan tak lebih dari 10 kilogram, karena terlahir prematur saat usia kandungan istrinya lima bulan.

Bahkan, Ramelan pun harus merawat Dimas sendiri karena sang istri meninggal setahun yang lalu setelah terkena kanker servik.

Baca juga: Kisah Sedih Dimas, Bocah 12 Tahun dengan Bobot 10 Kg: Lahir Prematur 5 Bulan, Ibu Meninggal karena Kanker Serviks

Setelah istri meninggal, ia pun tak bisa bekerja lagi karena Dimas tidak ada yang menjaganya.

Ramelan mengatakan, Dimas tak mau diajak orang yang belum begitu dikenalnya. Selain itu perawatannya juga membutuhkan perhatian khusus.

"Bahkan untuk mandi dan menggantikan baju pun harus saya. Pernah saya titipkan ke kakak saya, tapi dia malah meng-kakukan diri saat ganti baju," ungkapnya.

Diceritakan Ramelan, anaknya lahir prematur karena istrinya terjatuh dari kamar mandi saat sedang bekerja.

"Saat itu, istri saya kerja di pabrik. Waktu di kamar mandi terpeleset, sehingga bayinya harus dikeluarkan," jelasnya, Senin (2/12/2019).

Baca juga: Kisah Purwanto Profesor Lebah dari Yogyakarta, Temukan Madu Terbaik di Asia

Masih dikatakan Ramelan, saat lahir, Dimas dinyatakan ada gangguan di syaraf punggung dan kepala. Selain itu ada tenggorokannya pun sempit dan menganggu pita suaranya.

Mengetahui itu, berbagai upaya pun dilakukan Remalan untuk kesembuhan anak ketiganya tersebut, mulai dari cara medis hingga tradisonal.

"Dia (Dimas) menjalani terapi selama empat tahun. Hasilnya, kepala Dimas bisa digerakkan. Tapi terapi tidak saya lanjutkan karena tidak ada biaya," jelasnya.

Dikatakan Ramelan, dengan kondisi ekonomi yang susah tersebut, sempat membuat Melati, kakak Dimas yang saat ini kelas III di sebuah SMK di Bawen, enggan melanjutkan sekolah, dengan alasan ingin bekerja agar bisa membantu orangtua.

Akan tetapi, Ramelan menekankan pentingnya pendidikan bagi Melati meski harus menjual berbagai perabot di rumah.

Masih dikatakan Ramelan, saat Dimas tidur ia pun mencuri-curi waktu untuk ngojek.

"Ngojek itu dapatnya hanya sekitar Rp 5 ribu hingga Rp 15 ribu, karena saya tidak bisa full kerja, tapi yang penting bisa buat saku Melati sekolah," terangnya.

 

(Penulis Kontributor Ungaran, Dian Ade Permana | Editor Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com